Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

One Villige One Product, Cara Pemerintah Selesaikan Sedimentasi

Kompas.com - 07/08/2017, 08:00 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KompasProperti - Penanganan lingkungan di kawasan danau Rawapening harus dilakukan secara komprehensif dari hulu hingga hilir. Pasalnya permasalahan perairan darat terluas di Pulau Jawa ini sangat kompleks.

Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Hilman Nugroho mengatakan, permasalahan yang terjadi di Rawapening tidak hanya domain masyarakat yang tinggal di sekitar danau seluas lebih dari 2.700 hektar ini.

Namun masyarakat yang tinggal di hulu sungai yang bermuara di danau Rawapening juga punya andil dalam permasalahan Rawapening.

"Kami telah menyelesaikan reboisasi sekitar 400 hektare lahan di kawasan hulu dan membuat dam atau bendungan pengendali sedimentasi," kata Hilman di Dermaga Bukit Cinta Brawijaya, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Sabtu (5/8/2017) siang.

Terkait rencana pengembagangan Rawapening menjadi destinasi wisata dunia, Kementrian LHK juga siap membantu pengadaan bibit tanaman produktif buah-buahan kepada masyarakat di kawasan hulu.

Konsep yang disiapkan oleh LHK, lanjutnya, adalah "one village one product" atau desa produksi aneka buah-buahan di desa-desa kawasan hulu.

"Kami akan berikan bibitnya, ada yang durian montong, ada juga yang jambu semarangan," ujarnya.

Hilman berharap dengan program tersebut nantinya masyarakat di hulu Rawapening secara sosial ekonomi akan terbantu.

Dalam jangka panjang bahkan secepatnya, pihaknya ingin masyarakat mengubah pola dan perilaku negatif di kawasan hulu yang dapat mempercepat sedimentasi di Rawapening.

"Jika program ini jalan maka akan berbanding lurus dengan program Rawapening sebagai destinasi wisata kelas dunia," imbuhnya.

Terlepas dari itu Hilman menjelaskan, saat ini Rawapening termasuk 15 danau di Indonesia yang menjadi prioritas untuk diselamatkan.

"Ada tiga syarat danau yang sehat, yakni kualitas airnya baik, tidak tercemar, dan harus dari hulu hingga hilir," tuntasnya.

Sebelumnya dikabarkan, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berkomitmen membangun brandmarking bagi danau Rawapening agar menjadi destinasi wisata dunia.

Sebagai langkah awal, Kemenpar akan menjadikan Rawapening sebagai pendukung wisata candi Borobudur.

"Untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia, Danau Rawapening harus bisa menyediakan infrastruktur berstandar global. Kami juga sedang mencari brandmarking Rawa Pening," ungkap Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizki Ratman saat menghadiri acara peluncuran iklan terbaru Kuku Bima Energi di Bukit Cinta Brawijaya, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Sabtu (5/8/2017).

Menurut Dadang, diperlukan strategi 3A untuk menjadikan Rawapening sebagai wisata dunia. Strategi 3A tersebut adalah Atraksi, Akses dan Amenitas.

"Artinya atraksi berkelas dunia apa saja yang bisa ditampilkan, bagaimana akses dan kemudahaannya serta fasilitas kelas dunia apa saja yang tersedia," jelasnya.

Strategi 3A ini, lanjutnya, bisa dilihat dari sejumlah danau di beberapa negara yang menjadi wisata dunia. Padahal jika dibandingkan dengan Rawapening, danau tersebut luasnya tidak seberapa.

"Ya karena danau mereka memiliki keindahan, kebersihan, keteraturan serta atraksi yang mampu mendatangkan wisatawan," imbuhnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com