JAKARTA, KompasProperti - Pemerintah tengah menggenjot percepatan pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera guna menunjang konektivitas antarwilayah.
Jalan tol yang direncanakan terbentang dari Aceh hingga Lampung ini, dirancang sepanjang 2.700 kilometer.
Kendati demikian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengakui, pekerjaan proyek tol tersebut bukanlah persoalan yang mudah. Terutama dalam hal pendanaan.
"Untuk Tol Trans-Sumatera ini saya akui memang belum ada yang interest di situ," curhat Basuki saat Indonesia Infrastructure Finance Forum di Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Kegiatan yang dilangsungkan sebagai rangkaian acara Annual Meeting International Monetary Fund (IMF) 2018 di Indonesia itu, turut dihadiri Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim.
Kepada Kim, Basuki mengatakan, untuk mengatasi persoalan anggaran, Pemerintah menunjuk PT Hutama Karya (Persero) sebagai badan usaha yang mengerjakan pembangunan ruas tol tersebut.
Pasalnya, Hutama Karya merupakan satu-satunya badan usaha yang sahamnya 100 persen dimiliki pemerintah.
"Sehingga, pemerintah dapat melakukan penunjukkan langsung," kata dia.
Meski demikian, pemerintah membebaskan Hutama Karya apabila hendak menggandeng lembaga pendanaan lain guna membiayai pembangunan jalan tol tersebut.
Mendengar curhat Basuki, Kim menyarankan Pemerintah dapat lebih kreatif dalam mencari pendanaan. Tak hanya mengangkat persoalan infrastruktur, Pemerintah juga dapat menyinggung isu perubahan iklim dalam mencari dana.
Sebagai contoh, saat dilangsungkan Konferensi Perubahan Iklim, Indonesia dapat sekaligus mengangkat isu pembangunan infrastruktur yang cenderung lebih tahan terhadap perubahan iklim.
"Dalam hal mitigasi risiko, misalnya, jalan tol yang dibuat tahan terhadap iklim. Jadi, setiap kali pembicaraan infrastruktur, bisa kita perluas cakupan pendanaannya," saran Kim.
Lebih jauh, Kim berharap, kerja sama antara Indonesia dengan Bank Dunia dapat ditingkatkan. Bank Dunia juga berkomitmen untuk mengatrol nilai obligasi rupiah.
"Dan kami juga tahu bahwa ada banyak yang tertarik di luar sana," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.