Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Jalan Berlubang, Potret Buram Sistem Kejar Tayang

Kompas.com - 22/06/2017, 09:46 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Kondisi aset jalan nasional sepanjang koridor strategis dinilai sangat memprihatinkan. Terlebih jalan propinsi dan kota/kabupaten.

Menurut pengamat infrastruktur Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Ketua Masyarakat Infrastruktur Indonesia (MII) Harun Alrasyid Lubis, saat ini sulit mendapatkan kinerja kontraktor jalan yang dapat memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan.

"Di mana-mana jalan banyak berlubang, bahkan termasuk di beberapa ruas jalan tol." kata Harun kepada Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com dan Otomania.com, Kamis (22/6/2017).

Dia melanjutkan, karena tidak memenuhi syarat itulah tak mengherankan jika setiap jelang mudik lebaran, aparat jalan nasional, propinsi juga kabupaten/kota semua sibuk kejar tayang mendandani prasarana jalan.

Harun mempertanyakan, apakah memang hanya seperti itu standard operational procedure (SOP)-nya, yakni pemeliharaan jalan sibuk sesaat?

Akibatnya, baru saja dipelihara, tak lama Lebaran usai jalan pun rusak dan berlubang lagi. Apakah sistem manajemen konservasi mutu jalan yang baku sudah tidak diterapkan lagi di Tanah Air?

Harun bercerita, akhir tahun 1980 World Bank sudah menggetoktularkan Integrated Road Management System (IRMS) berupa perangkat sistem pengelolaan jalan yang terintegrasi ke banyak negara berkembang termasuk Indonesia.

Melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak awal 1990-an aplikasi sistem ini diadaptasi menjadi IIRMS, penambahan huruf depan I untuk Indonesia.

KOMPAS.com/ACHMAD FAUZI Exit Tol Beji dalam Jalan Tol Pejagan-Pemalang di Pemalang
Segala perangkat, organisasi dan basis data Jalan nasional, propinsi diinvestasi untuk menerapkan sistem manajemen aset jalan ini.

Output-nya berupa masukan kepada pengambil keputusan tentang rencana dan skenario pemeliharaan jalan yang paling ekonomis, produktif dan efektif sepanjang tahun, 5 tahun hingga puluhan tahun, sesuai anggaran yang tersedia.

"Singkatnya IIRMS memberikan optimasi tahapan ragam Jenis pemeliharaan jalan yang paling cost-effective," kata Harun.

Sayangnya, tambah dia, penerapan IIRMS saat ini sudah tidak menjadi rujukan utama Kementerian PUPR dalam eksekusi pemeliharaan Jalan, karena berbagai kendala dan kesulitan.

Pada gilirannya, rencana pemeliharaan jalan tidak disiapkan matang untuk rentang waktu menengah yang cukup panjang, tetapi hanya disiapkan secara "myopic", tahun demi tahun saja, tanpa optimasi jaringan dan ragam penanganan ruas juga biaya.

Sistem IRMS di banyak negara lain masih tetap menjadi dasar dalam membuat rekomendasi rencana pemeliharaan jaringan jalan secara terpadu.

Jalan cepat berlubang

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com