Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden Bom, Terancamnya Ruang Publik Jakarta

Kompas.com - 26/05/2017, 11:59 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SINGAPURA, KompasProperti - Dalam sepekan terakhir, dua kejadian di dua tempat berbeda, Manchester di belahan bumi utara, dan Kampung Melayu Jakarta di bumi katulistiwa, dianggap sebagai fenomena yang mengancam semua kota besar di dunia.

Ketua Umum Ikatan Ahli Perencana (IAP) Bernardus Djonoputro menilai kejadian meledaknya bom di dua kota sibuk tersebut menciptakan sebuah pola yakni terancamnya ruang-ruang publik.

"Yang tercipta adalah pola terancamnya ruang publik. Karena efek teror, ketakutan dan suasana bencana, adalah yang mereka cari," ujar Bernardus kepada KompasProperti, Kamis (25/5/2017).

Ada dua hal utama yang dibidik para pelaku maupun aktor intelektual di belakangnya. Menurut Bernardus, dua hal itu adalah ruang yang sibuk dan dipadati banyak orang, serta kekuatan media sosial untuk mengamplifikasi teror tersebut.

KOMPAS.com/Markus Yuwono Jenasah Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata (25) dimakamkan di kampung halamannya, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (25/5/2017). Imam adalah salah satu polisi yang gugur akibat ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5/2017) malam.
Di dalam perencanaan tata ruang kota, mahzab keilmuan yang ada, belum mengadopsi teror sebagai salah bencana yang harus diatasi.

Mudah dimafhumi jika rencana pengendalian bencana atas aksi terorisme maupun vandalisme dan kejahatan lainnya, belum tecermin dalam dokumen rencana kota.

Untuk itu, menurut Bernardus, manajemen kota dalam hal ini wali kota dan jajarannya harus memiliki kemampuan manajerial tinggi utnuk menghadapi krisis.

"Pendekatan crisis management ini harus mendahulukan warga sebagai subyek," tambah dia.

Selain itu, layanan gawat darurat seperti ambulans dan pemadam kebakaran, adalah mutlak disediakan.

Respons yang dilakukan sebuah kota seperti Jakarta terhadap aksi teror bom ini juga harus memiliki layanan yang sama tingkat profesionalismenya dengan sesama megacity  lainnya seperti Tokyo, New York, London, dan Shanghai.

"Infrastruktur dasar untuk pelayanan gawat darurat macam aksi teror bom, menjadi elemen sangat penting dalam keberlangsungan dan daya tahan kota Jakarta, dan kota-kota lainnya di Indonesia," tutur Bernardus.

KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Sisa-sisa ledakan bom yang masih berbekas di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017). Ledakan dari bom terjadi dua kali di sana saat Rabu (24/5/2017) malam.
Namun, dari semua hal tersebut di atas, terdapat elemen paling penting dan utama, yakni kesiapan masyarakat.

Kota perlu melakukan pendidikan kepada masayarakat di semua kalangan mengenai cara-cara menghindari bencana teror buatan manusia seperti yang terjadi di Kampung Melayu, dan Manchester.

Kota juga harus menyiapkan peran dan keterlibatan institusi pemerintahan akar rumput RT dan RW serta dinas-dinas, dan menyesuaikan perannya dalam standard operational procedure (SOP) kota untuk menghadapi bencana teror.

"Tentu saja, institusi-institusi dan peran mereka dilengkapi dengan sambungan langsung hotline, dan lain-lain agar pelayanannya efektif," ucap Bernardus.

Penjagaan fasilitas publik dan gedung umum tak luput perlu ditingkatkan dengan kendali keamanan 100 persen, melalui peran teknologi seperti CCTV, pengamanan kawasan gedung dan lain lain.

Pusat kendali bencana teror juga harus dibuat di setiap kota, dengan sel-selnya berada di gedung dan areal berkumpul publik seperti stasiun, mal, pasar, halte, dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com