BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kementerian PUPR

Pemerintah Bangun 3 Bendungan di Jawa Barat Senilai Rp 4 Triliun

Kompas.com - 26/05/2017, 11:34 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Kuningan, KompasProperti - Guna menciptakan ketahanan pangan, energi, dan penyediaan air baku Nasional, Pemerintah membangun 65 bendungan selama periode 2015-2019.

Pembangunan bendungan itu mencakup penyelesaian 16 bendungan baru, pembangunan 1 juta hektar saluran irigasi baru, dan rehabilitasi 3 juta hektar jaringan irigasi.

Salah bendungan yang sedang dalam proses konstruksi adalah Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Baca: Digagas Sejak 34 Tahun Lalu, Bendungan Kuningan Menampakkan Wujudnya.

Kehadiran bendungan ini sangat dibutuhkan masyarakat, bukan hanya yang tinggal di Kabupaten Kuningan, melainkan juga Brebes, dan Provinsi Jawa Barat serta Provinsi Jawa Tengah pada umumnya.

Bendungan Kuningan ditargetkan dapat selesai konstruksinya dan mulai beroperasi pada akhir 2018 mendatang. Volume tampung bendungan ini sebesar 25,9 juta meter kubik dengan anggaran konstruksi senilai Rp 464 miliar.

Bendungan Kuningan punya manfaat menjadi sumber air bagi Daerah Irigasi Cileuweung seluas 1.000 hektar dan Daerah Irigasi Jangkelok seluas 2.000 hektar.

Di samping itu, bendungan tersebut juga memberikan manfaat bagi pengendalian banjir, air baku 300 liter per detik dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 535 KW.

Selain Bendungan Kuningan, tahun ini pemerintah juga tengah memulai pembangunan tiga bendungan lainnya di wilayah Jawa Barat.

Ketiga bendungan tersebut adalah Bendungan Kering (Dry Dam) Ciawi di Kabupaten Bogor, Bendungan Cipanas di Kabupaten Sumedang, dan Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya.

Direktur Jenderal Sumber Daya Alam Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Imam Santoso menyatakan, tiga bendungan ini merupakan bagian dari target delapan bendungan baru yang akan dimulai pekerjaannya pada 2016.

Penandatanganan kontrak pekerjaan ketiga bendungan tersebut sudah dilakukan pada November 2016 lalu.

Imam berharap setelah penandatanganan ini, kontraktor segera bekerja dengan cepat memulai proses konstruksi.

"Jadi, tidak perlu ada groundbreaking, tapi sebulan lagi langsung kami tinjau," kata Imam saat penandatanganan kontrak di kantornya, Jakarta, Rabu (23/11/2016) lalu.

Pembangunan tiga bendungan itu menelan anggaran negara sekitar Rp 4 triliun, secara bertahap hingga 2019. Bendungan paling besar adalah Bendungan Cipanas dengan besaran volume 190 juta meter kubik.

Sementara itu, Bendungan Ciawi dirancang dengan volume sbesar 6,45 juta meter kubik dengan manfaat reduksi banir sebesar 160 meter kubik per detik.

Terakhir adalah Bendungan Sukamahi dengan volume tercatat 1,68 juta meter kubik dan manfaat reduksi banjir 29 meter kubik per detik.
 
Perjanjian paket pembangunan Bendungan Ciawi ditandatangani oleh SNVT PJSA Ciliwung Cisadane dan PT Brantas Abipraya (persero)-Sacna KSO sebagai pihak kontraktor.

Nilai paket pekerjaan konstruksi tersebut mencapai Rp 757,8 miliar dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years). Lama pengerjaan paket tersebut diperkirakan mencapai 1.080 hari kalender yang ditargetkan selesai tahun 2019.
 
Untuk penandatangan perjanjian Paket Supervisi Pembangunan Bendungan Ciawi dilakukan oleh SNVT PJSA Ciliwung Cisadane dan PT Yodya Karya (Persero) KSO PT Indra Karya (Persero) Wilayah II Semarang dan PT Indah Karya (Persero).

Nilai paket pekerjaan supervisi tersebut mencapai Rp 25 miliar dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years). Lama pengerjaan paket tersebut diperkirakan mencapai 1.080 hari kalender yang ditargetkan selesai tahun 2019.

Hilda B Alexander/Kompas.com Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan fisik Bendungan Kuningan rampung pada akhir 2018.
Dry dam

Bendungan Ciawi merupakan bendungan kering (dry dam). Ini bendungan kering pertama yang dibangun di Indonesia dan merupakan bagian dari masterplan menanggulangi banjir di Jakarta.

Bendungan ini tidak akan dialiri dengan air untuk keperluan irigasi atau air baku, tetapi lebih berfungsi untuk mengejar kapasitas pengendalian banjir karena saat hujan datang, bendungan akan menampung air dan memperlambat aliran air hujan ke Jakarta.
 
Sementara itu, penanganan kontrak pembangunan Bendungan Cipanas utamanya untuk mengatasi permasalahan terkait kebutuhan air di wilayah pantura dibagi menjadi dua paket pekerjaan.

Perjanjian paket 1 pembangunan Bendungan Cipanas ditandatangani oleh perwakilan BBWS Cimanuk Cisanggarung dan dari WIKA-Jaya Konstruksi, KSO sebagai pihak kontraktor.
 
Nilai paket pekerjaan konstruksi Bendungan Cipanas Paket 1 tersebut mencapai Rp 925 miliar dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years). Pengerjaan paket tersebut ditargetkan selesai pada 2020.
 
Perjanjian paket 2 pembangunan Bendungan Cipanas ditandatangani oleh pejabat perwakilan BBWS Cimanuk Cisanggarung dan dari Abipraya-Sacna KSO sebagai kontraktor.

Untuk nilai paket pekerjaan konstruksi Bendungan Cipanas paket 2 tersebut mencapai Rp 448 miliar dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years) yang juga ditargetkan selesai pada 2020.
 
Di samping untuk mengatasi kebutuhan air di wilayah pantura, Bendungan Cipanas juga dibangun sebagai pengendali banjir untuk wilayah pantura Kabupaten Indramayu.

Selain itu, sebagai pendukung irigasi pertanian di wilayah Sumedang dan Indramayu, dengan luas sekitar 8.089 hektare dan penghasil listrik sebanyak 3 megawatt.

Bendungan Cipanas dibangun dengan tipe konstruksi urugan batu dengan inti tegak dengan tinggi bendungan dari galian mencapai 74 meter serta panjang puncak mencapai 326 meter dan lebar puncak mencapai 12 meter. Volume Bendungan Cipanas diproyeksikan mencapai 3.081 juta meter kubik.
 
Selanjutnya, pembangunan Bendungan Leuwikeris disiapkan untuk penyediaan air irigasi areal sawah di Lakbok Utara seluas 6.600 hektare dan Bendungan Manganti seluas 4.616 hektar.

Perjanjian kontrak Bendungan Leuwikeris dibagi menjadi tiga paket. Perjanjian Paket 1 Bendungan Leuwikeris ditandatangani oleh pihak SNVT PJSA Citanduy dan dari PT PP-PT Bahagia Bangunnusa KSO sebagai pihak kontraktor.

Nilai paket pekerjaan konstruksinya sebesar Rp 867 miliar dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years). Pekerjaan paket 1 mencakup pembangunan Bendungan Utama dan bangunan fasilitas Bendungan Leuwikeris.
 
Sementara untuk paket 2 pembangunan Bendungan Leuwikeris ditandatangani oleh perwakilan SNVT PJSA Citanduy dan dari PT Waskita Karya-PT Adhi Karya KSO sebagai pihak kontraktor dengan nilai paket pekerjaan konstruksi sebesar Rp 642 miliar dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years). Pekerjaan paket 2 mencakup pembangunan bangunan pelimpah, hidromekanikal, dan electrical work.
 
Terakhir, tutur Imam, untuk paket 3 pembangunan Bendungan Leuwikeris yang mencakup pembangunan terowongan pengelak dan jalan akses ditandatangani oleh pihak SNVT PJSA Citanduy dan dari PT Hutama Karya sebagai pihak kontraktor dengan nilai paket pekerjaan konstruksi sebesar Rp 385 miliar dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years).
 
Selain untuk keperluan irigasi, Bendungan Leuwikeris juga ditujukan untuk menyediakan air baku di Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis sebesar 845 liter per detik.

Tidak hanya itu, manfaat lain bendungan ini adalah mereduksi banjir periode 25 tahunan sebanyak 11,7 persen dari 509,7 meter kubik per detik menjadi 450,02 meter kubik per detik. Bendungan tersebut juga dibangun untuk dapat menghasilkan listrik sebesar 20 megawatt.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com