Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Vilatel "Free Hold" di Ubud Lebih Menjanjikan

Kompas.com - 21/04/2017, 14:44 WIB

Jakarta, KompasProperti - Marketing Consultant Grand Orange Resort Ubud, Ratdi Gunawan, mengatakan di kalangan wisatawan domestik atau mancanegara kawasan Ubud terkenal paling tenang untuk berlibur dibandingkan kawasan wisata lainnya yang lebih ramai di Bali. Hutan hijau dan nilai budaya yang alami di kawasan itu membuat Ubud punya poin tersendiri di mata wisatawan.

"Ubud itu berbeda dengan kawasan lainnya di Bali yang kebanyakan menjual kawasan pantainya. Ciri khas yang dijual Ubud itu pemandangan alam yang natural, bukit dan hamparan padi yang hijau," ujar Ratdi, Jumat (21/4/2017).

Berdasarkan data BPS Bali 2017, lanjut Ratdi, tingkat hunian kamar hotel berbintang pada Januari tahun ini mencapai rata-rata 59,61 persen. BPS juga mencatat, rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di Bali pada Januari lalu mencapai 2,88 hari.

Dok Grand Orange Resort Ubud Di kalangan wisatawan domestik atau mancanegara kawasan Ubud terkenal paling tenang untuk berlibur dibandingkan kawasan wisata lainnya yang lebih ramai di Bali
Angka itu naik 0,21 poin dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu pada bulan Desember 2016 yang mencapai 2,67 hari. Ditinjau menurut kabupaten/kota, tercatat rata-rata lama menginap tamu tertinggi pada bulan Januari 2017 terjadi di Denpasar selama 3,36 hari, dan di tempat kedua diduduki oleh Gianyar.

Berbekal data itulah, lanjut Ratdi, dirinya optimistis bisa memasarkan vila hak milik Grand Orange Resort Ubud Bali, menyusul suksesnya dengan Puri Sunia Resort dan Puri Sebatu Resort.

Dengan 300 destinasi wisata yang dimilikinya, lanjut dia, Bali tetap menarik sebagai lahan investasi vilatel atau vila hotel. Pendapatan yang diraih dari bisnis sewa vila di Bali masih sangat menjanjikan. Ubud sendiri masih masuk kawasan Gianyar yang tergolong kawasan spesial di mata turis asing atau domestik.

"Suasananya tenang sehingga paling banyak dicari itu vilatel. Apalagi kalau unit vila yang dipasarkan itu eksklusif dan terbatas hanya 69 unit. Terus terang, investasi vilatel seperti ini jarang dipasarkan dengan sertifikat free hold, kebanyakan masih lease hold atau sewa," ujar Ratdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com