Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena "Koboi" Terlibat, Banyak Kasus Lift Jatuh

Kompas.com - 10/04/2017, 14:08 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Maraknya tragedi lift jatuh di beberapa gedung di Jakarta ditengarai terjadi akibat salah pilihnya pengelola gedung terkait vendor yang melakukan maintenance atau perbaikan lift.

Pengelola gedung-gedung atau bangunan terutama bukan dari kategori high end  kerap memilih pihak ketiga yang notabene merupakan perusahaan jasa maintenance lift dan esklator atau kerap disebut "koboi."

Pemilihan "koboi" ini dilakukan karena pengelola gedung tak memiliki dana besar untuk merawat fasilitasnya.

"Koboi ini dipilih karena mereka lebih murah, merasa ahli. Padahal namanya training atau pelatihan untuk perawatan lift perlu kesinambungan dan nggak bisa satu produk lift-nya nggak bisa cuma 10 tahun sekali karena banyak yang mesti ditangani," jelas Key Account Director PT Berca Schindler Lifts Michael Adrianto, di Jakarta, Jumat (7/4/2017).

Michael menambahkan, "koboi" tersebut selain kurang ahli juga kurang teliti dan tidak memiliki standar seperti yang diberikan oleh perusahaan lift.

Jika maintenance dilakukan oleh perusahaan lift sendiri, kendati sling atau baja penahan lift putus terdapat rem darurat yang akan menahan secara otomatis.

"Lift itu biasanya punya empat atau lima sling. Kalaupun tinggal satu, tetap tidak akan jatuh. Kalau jatuh bebas pun tetap ada remnya, jadi aman," imbuh dia.

Lift bisa jatuh karena tidak adanya perawatan yang mumpuni, terutama dari "koboi" yang tidak memperhatikan aspek-aspek tersebut dan menganggap remnya selalu berfungsi.

Selain itu, Michael juga menganggap alasan kelebihan muatan dalam lift sebagai hal yang mustahil.

Pasalnya, ketika muatan di dalam lift berlebihan, maka pintu lift akan tetap terbuka dan secara otomatis lift tidak bisa berjalan. Jika lift terjun bebas masih ada rem yang menjaga lift tersebut.

"Maintenance lift ini idealnya sebulan sekali kunjungan karena banyak yang harus dilihat dan diatur lagi," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com