Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Furnitur Itu Investasi Jangka Panjang, Bukan Sekali Beli!

Kompas.com - 17/03/2017, 10:08 WIB

Jakarta, KompasProperti - Urusan beli furnitur sebetulnya bukan pekerjaan gampang. Banyak pemahaman muncul, soal konsep furnitur terintegrasi atau personalisasi dalam rancangannya.

Ya, kebanyakan orang lebih senang beli lepasan atau sudah dengan bentuk-bentuk jadi yang dipilihkan si pejual. Namun, begitu dibawa ke rumah, ternyata barangnya tidak sesuai tema atau ruang yang tersedia. Ujung-ujungnya pembeli kecewa.

"Sekarang itu tren sudah berubah seiring peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pembeli sudah cerdas dan jauh lebih terbuka terhadap personalized custom furniture," ujar Yeo Wen Han, Direktur PT Panel Asri Perkasa atau atau lebih dikenal dengan Metric Premium Cabinetry System, di Jakarta, Kamis (16/3/2017).

Han mengatakan, orang zaman sekarang semakin menyadari bahwa furnitur mampu berfungsi sebagai sebuah investasi jangka panjang yang layak untuk turut diperhitungkan. Artinya, kepemilikan furnitur harus direncanakan pembeliannya, sama seperti saat membeli rumah atau kendaraan mewah, atau aset lain seperti berlian atau karya seni.

Umumnya pembelian furnitur kini dilakukan dengan ekspektasi penggunaan minimal sampai 10 tahun. Untuk itulah, konsumen mulai jeli dengan uang yang dibelanjakannya untuk "sekadar" lemari atau filing cabinet.

"Furnitur yang baik itu harus punya staying-power dalam segi rancangan maupun ketahanan produk. Mereka tidak kehilangan nilainya meskipun dalam rentang waktu yang panjang," kata Han. 

Untuk itulah, menurut Han, untuk menjaga kunci sukses bisnis selama 23 tahun Metric berusaha memahami karakter pembeli furnitur. Merebut hati para pelanggan barang "jangka [panjang" ini bukan perkara gampang.

"Harus siap dengan layanan purnajual yang berkualitas prima. Tim purnajual harus fokus dan cepat tanggap, dan selalu disiapkan untuk dengan segera merespons apapun pertanyaan dan keluhan pelanggan pasca pemasangan. Kalau tidak, kabur mereka," katanya.

Permintaan itu tak terkecuali untuk permintaan-permintaan pelanggan yang sifatnya khusus, seperti relokasi furnitur atau penambahan detail baru. Itu untuk menegaskan komitmennya untuk menjaga kualitas sebagai sebuah brand premium, terutama di tengah persaingan yang makin menggila saat ini, baik dalam aspek rancangan, produksi maupun fokus pelayanan purnajual produk.

"Misalnya si pembeli memutuskan pindah rumah, dan mereka ingin tetap membawa furnitur  lama mereka ke rumah baru. Urusan begini, ya tim kami harus siap melakukan redesign dan mengurus semua proses bongkar dan pasang hingga furnitur lama dapat sesuai ditempatkan pada lokasi barunya," kata Han.

Membeli furnitur, lanjut Han, tidak seperti membeli baju, yang bila tidak suk bisa disimpan dalam lemari. Furnitur melingkupi urusan keseharian.

"Setiap hari kita melihatnya. Jangka waktunya pun bisa sangat panjang, dan itu menjadikannya melekat dengan diri kita," ujarnya.

Pada akhirnya kehadiran furnitur terasa begitu personal bagi pemiliknya. Bak relasi personal, menurut Han, untuk itulah pilihan furnitur harus yang sesuai impian si pembeli.

"Kami memahami bahwa perkembangan eksplorasi kreatif pada rancangan furnitur itu harus berjalan seiring upaya pemanfaatan ruang hidup yang semakin efisien. Konsep furnitur terintegrasi itu harus bisa memadukan antara keindahan desain dan pemanfaatan ruang secara optimal. Tanpa itu, jangan bicara kualitas," ujarnya yang kini mengawal 3 pabrik Matric di Jakarta dan Surabaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com