Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Jalan Tak Kunjung Diaspal, Warga Menderita

Kompas.com - 08/03/2017, 18:39 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KompasProperti - Proses pengerjaan perbaikan Jalan Raya Manyar, Gresik, Jawa Timur yang berlarut-larut, membuat warga dan para pengguna jalan setempat terkena dampak buruk.

Tidak hanya menyebabkan kemacetan panjang, namun juga debu dan material berbahaya lain yang beterbangan.

Debu ini berasal dari proses peninggian jalan raya yang dilakukan oleh Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII, pada pertengahan Februari 2017.

“Saking tebalnya debu, membuat sepanjang jalan jadi terlihat mirip gurun pasir. Dan itulah yang kini kami alami sekarang, memang jalan raya tak lagi berlubang, tapi berdebu,” ujar Muhammad Amilul Azis (25), warga Desa Betoyo, Kecamatan Manyar, Gresik, kepada KompasProperti, Rabu (8/3/2017).

Kawasan itu sebelumnya dikenal dengan sebutan wisata “Jeglongan Sewu”, untuk menggambarkan betapa rusak dan banyak berlubang jalannya.

Bahkan, sempat menjadi perbincangan hangat warga Gresik dan Pantai Utara Jawa (Pantura) pada awal tahun 2016.

Namun kini, banyaknya lubang yang ada di sekitar jalan tersebut sudah tertutup dengan proses penimbunan pasir bercampur batu kapur halus.

Hamzah Kondisi Jalan Raya Manyar terkini, yang tak lagi dipenuhi banyak lubang, melainkan debu berterbangan.
Hanya, karena tak kunjung diaspal, debu yang beterbangan pun tak terelakkan.

“Tak ada lagi jeglongan sewu, yang ada gurun debu. Sudah lihat dan rasakan sendiri kan bagaimana debu berterbangan. Satu masalah berlalu, masalah lain kini menimpa kami. Ampun,” ucap Muhammad Zaini (58), warga Desa Betoyo, Kecamatan Manyar, Gresik yang lain.

Zaini sendiri menempati rumah di samping ruas jalan tersebut, sehingga setiap hari dia merasakan langsung dampak "gurun debu" yang masuk ke dalam rumahnya.

“Bukan lagi tiap hari Mas, tapi setiap saat kena imbasnya. Rumah pun jadi selalu kotor dari debu yang berasal dari jalan raya,” tambahnya.

Saat proses peninggian jalan dilakukan, kondisi di wilayah Gresik sedang berada dalam cuaca hujan. Gurun debu belum begitu dirasakan oleh warga maupun para pengguna jalan, hanya selepas turun hujan kondisi jalan menjadi seperti arena off road.

“Imbas dari banyaknya debu, sempat membuat warung kopi saya sepi dari pembeli. Karena konsumen merasa tidak nyaman untuk menikmati sajian. Bahkan jumlah konsumen sampai turun separuh, dibanding sebelum banyak debu yang berasal dari jalan,” tutur warga Betoyo yang lain Eko Budi Kanarto (28), yang membuka usaha warung kopi tidak jauh dari lokasi.

Ia pun mengaku, sempat melakukan usaha sendiri untuk meredam debu, dengan melakukan penyiraman menggunakan selang dari air PDAM miliknya. Meski demikian, usaha itu menambah bengkak pengeluarannya.

Hamzah Kondisi Jalan Raya Manyar terkini, yang tak lagi dipenuhi banyak lubang, melainkan debu berterbangan.
“Rugi ya pasti rugi, karena pengeluaran membengkak sementara pengunjung malah menurun. Tapi mau bagaimana lagi, hanya dengan itu saya bisa sedikit meminimalisasi debu agar tak mengganggu kenyamanan para pelanggan saat sedang ngopi,” terang Eko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com