Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun MRT Bundaran HI-Ancol Timur Ada 13 Titik

Kompas.com - 03/03/2017, 21:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Rute mass rapid transit (MRT) fase dua mengalami perubahan jalur yang sebelumnya Bundaran HI-Kampung Bandan menjadi Bundaran HI-Ancol Timur.

Perubahan itu menyebabkan penambahan panjang jalur sepanjang 6,1 kilometer menjadi 14,6 kilometer.

Revisi itu dilakukan karena di Kampung Bandan tidak memungkinkan untuk bisa dibangun depo MRT.

"Nggak bisa dijadikan depo di Kampung Bandan karena sudah dikerjasamakan dengan pihak lain oleh PT KAI (persero) sebagai pemegang konsesi. Nantinya ada stasiun di Kampung Bandan, tapi bukan depo," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Tuty Kusumawati, di Balai Kota Jakarta, Jumat (3/3/2017).

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT MRT Jakarta Wiliam Sabandar menyatakan, jalur MRT Bundaran HI-Ancol Timur terdiri dari stasiun bawah tanah dan stasiun layang.

Lidwina Maharrini Direktur PT MRT Jakarta William P Sabandar memberi gambaran desain Stasiun Haji Nawi di kantor PT MRT Jakarta, Rabu (25/1/2017).
Menurut dia, dari 13 stasiun yang direncanakan, komposisi stasiun bawah tanah lebih banyak dibanding stasiun layang.

"Sepanjang Bundaran HI sampai Kota itu bawah tanah. Ada tujuh stasiun undergorund dan dari Kota sampai Ancol Timur kami naikkan lagi nanti enam stasiun layang," jelas William.

Selain membangun stasiun, depo, dan jalur MRT, William juga berencana membicarakan pembangunan gedung bertingkat tinggi di atas depo Ancol Timur dengan pihak PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

Untuk saat ini, feasible study (FS) atau studi kelayakan pengerjaan MRT fase dua telah dirampungkan PT MRT Jakarta.

"Sementara itu, tahun ini akan kami kejar Detail Engineering Design-nya dan tahun depan mulai proses konstruksi fase 2A, dari Bundaran HI-Harmoni-Kampung Bandan," pungkas William.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com