Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Aglomerasi Beroperasi, Sopir Diharapkan Tak Lagi Ugal-ugalan

Kompas.com - 03/03/2017, 12:19 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KompasProperti - Ketua Koperasi Mulia Orda Serasi (MOS) Hadi Mustofa membenarkan proses pengadaan armada bus aglomerasi koridor I Stasiun Tawang-Terminal Bawen saat ini telah berjalan.

Kopersi MOS bertindak sebagai pihak yang ditunjuk untuk pengadaan barang dan jasa bus aglomerasi melalui dealer.

"Bahkan Kamis kemarin, kami sudah menandatangani tanda jadi untuk pengadaan sasis dan mesin yang nantinya akan dikirim ke karoseri untuk dibangun menjadi armada," kata Hadi, Jumat (3/3/2017).

Hadi yang juga Ketua Organda Kabupaten Semarang ini mengungkapkan para pengusaha angkutan di Kabupaten Semarang telah menyepakati untuk mendukung program ini.

Koperasi MOS berkomitmen memberikan layanan angkutan umum yang lebih baik, aman, nyaman dan berkeselamatan bagi masyarakat.

"Ke depan tidak ada lagi angkutan yang ugal-ugalan karena rebutan penumpang atau kejar setoran. Dalam pengelolaan dan operasional ada Standard Operational Procedure (SOP)-nya, sopirnya digaji," ujarnya.

Untuk diketahui, program pemerintah mengenai pengadaan 1.000 bus berkonsep bus rapid transit (BRT), yang rencananya akan didistribusikan ke 33 provinsi, sempat memunculkan kekhawatiran di kalangan pengusaha angkutan umum di Semarang.

Mereka mengkhawatirkan pendapatan awak angkutan regular yang selama ini terancam kehadiran 150 unit BRT sebagai kuota Provinsi Jawa Tengah.

Ketua Organda Kabupaten Semarang Hadi Mustofa mengatakan, pihaknya mengaku khawatir jika bus-bus tersebut dioperasikan di trayek Stasiun Tawang-Bawen.

Sebab, rute BRT bakal berbenturan dengan rute awak angkutan umum reguler yang selama ini beroperasi.

Hal ini dinilai kian bermasalah jika operasionalisasinya dipegang oleh badan usaha milik daerah (BUMD) atau perusahaan swasta lainnya, tanpa ada kerja sama dengan Organda dan pengusaha serta awak angkutan.

"Kekhawatiran tetap ada. Sebab, jika benar masuk ke Kabupaten Semarang, tentu penghasilan kami berkurang. Kalau bersinergi dengan kami, tidak masalah. Namun kalau tidak bersinergi, apakah kami ini akan jadi penonton saja?" kata Hadi, Kamis (30/7/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com