Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Pencarian Rumah, Bekasi Naik Depok Anjlok

Kompas.com - 03/03/2017, 08:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Situs pencarian properti Rumah123.com melihat adanya perubahan tren pencarian dari para pengunjung situs.

Kalau dikerucutkan, potensi terbesar untuk kawasan yang saat ini banyak dicari adalah Tangerang. Kemudian, potensi terbesar kedua adalah Bekasi.

"Bekasi ini kan sering di-bully. Tapi fenomena Bekasi, memang prospeknya sangat bagus," ujar Business Intelligent Manager Rumah123.com Hardi Saputra kepada KompasProperti, Kamis (2/3/2017).

Dari segi volume transaksi, Bekasi memang masih di bawah Tangerang. Namun, Tangerang harganya sudah terlalu tinggi dan tidak terjangkau oleh sebagian besar pencari rumah pertama.

Kondisi ini membuat banyak orang beralih untuk mencari rumah di Bekasi.

Sementara itu, dari sisi pertumbuhan harga, Depok dinilai yang paling buruk dibandingkan kota penyangga Jakarta lainnya.

"Kenapa, memang dari 2013 ada perda bahwa pembangunan rumah baru, rumah itu harus dibangun di bawah luas lahan minimal 120 meter persegi," sebut Hardi.

Menurut dia, hal ini memberatkan sejumlah pengembang khususnya yang ingin membangun perumahan.

Sementara di satu sisi, rumah yang paling banyak dicari adalah berkisar 100 meter persegi.

Sedangkan jika membangun rumah dengan luas lahan di atas 100 meter persegi, harga rumah sudah pasti mahal.

Ia menekankan, sebenarnya maksud pemerintah adalah untuk mendorong pembangunan apartemen.

Meski demikian, menurut Hardi, peraturan tersebut sebenarnya tidak sehat untuk industri properti.

"Alhasil anak-anak (milenial) sekarang malah jarang beli di Depok karena mahal. Mau apartemen, Depok masih terlalu jauh karena masih ada apartemen terjangkau di Jakarta," jelas Hardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com