Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Euforia Amnesti Pajak Berlebihan, Jangan Harap Properti Kebagian

Kompas.com - 27/02/2017, 22:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung sejak Juli 2016 lalu hingga kini, memang diakui menjadi kebijakan amnesti paling sukses yang pernah dicapai sebuah negara.

Keberhasilan ini kemudian memompa sejumlah pengembang untuk meluncurkan produk baru sebagai upaya menarik minat para peserta amnesti agar mau menginvestasikan uangnya pada properti, khususnya perkantoran.

Meski demikian, pengamat properti Panangian Simanungkalit menilai hal tersebut justru kesalahan pengembang dalam mengambil langkah.

"Dikira uang dari tax amnesty akan masuk ke properti? Padahal tax amnesty itu kan smart money, yang bahkan sebisa mungkin menghindari pajak," ujar Panangian kepada KompasProperti, Sabtu (25/2/2017).

Seperti diketahui, kata dia, pemilik uang bahkan ingin menghilangkan "jejak" dengan mengirimkannya sampai ke Panama.

Menurut Panangian, para investor ini sudah sangat pintar. Kalau tidak ada objek ekonomi yang sudah pasti menciptakan keuntungan, mereka tidak akan menyimpan uangnya.

Panangian melihat, para investor tersebut sudah terbiasa mencemplungkan uangnya di pasar modal dan obligasi.

"Apalagi properti sudah turun begini, smart money mana yang mau menjebloskan uangnya dalam situasi yang sedang turun," kata Panangian.

Menurut dia, banyak orang yang terjebak pada pemikiran bahwa amnesti pajak bakal menguntungkan pemain properti.

Kebanyakan dari pengembang juga berharap properti bisa bangkit dengan adanya amnesti pajak.

Harapan ini terbukti hanya nol besar dan pengembang tidak mendapat apa-apa dari adanya kebijakan tersebut.

"Apa benar pengaruhi? Pastilah! Tapi, karena ini smart money, dia ngga bisa dibodoh-bodohi," tutur Panangian.

Lebih lanjut, ia mengatakan, uang hasil amnesti pajak ini banyak yang masuk pasar modal, dan saham pada 2016.

Buktinya, saham-sahan naik nilainya menjadi 13 persen. Saat ini, saham diprediksi akan naik lagi menjadi 15 persen.

Dengan kenaikan yang lebih tinggi tersebut, menurut Panangian, jangan harap properti akan kebagian hasil dari amnesti. Terutama, jika properti tidak bisa menandingi tingginya keuntungan saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com