Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Properti di Australia Meroket, Investor Asia Disalahkan

Kompas.com - 24/02/2017, 13:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

SYDNEY, KompasProperti - Pembeli dari Asia dikambinghitamkan atas merekotnya harga properti di Australia.

'Hentikan kedatangan orang Asia,' 'hentikan bantuan perumahan rakyat untuk orang Asia,' dan 'Australia bukan Asia.'

Itu adalah beberapa pesan rasis yang muncul pada papan reklame sebuah agen properti China di kawasan Pantai Utara Sydney pada Februari ini.

Broker properti Yancheng Wang mengaku menemukan pesan-pesan semacam itu sebanyak dua kali pada papan-papan reklame, terutama yang terletak di lokasi konstruksi di wilayah Ryde.

Wang yang kesal akan hal itu kemudian melapor ke pihak berwajib, tetapi sampai saat ini belum jelas siapa pelakunya.

"Saya selalu berpikir bahwa Australia adalah negara yang ramah. Bisnis saya pun telah mengikuti hukum dan peraturan setempat," kata Wang kepada SBS.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh SBS dan Western Sydney University pada Agustus 2016 silam, insiden rasial di Australia tumbuh signifikan selama tahun lalu.

Sebanyak 20 persen warga negara Australia telah menjadi korban dalam insiden tersebut.

Kemudian, penduduk asli menjadi target tertentu dengan lebih dari setengah responden survei menyebut Australia sebagai negara yang rasis.

Bahkan 39 persen dari masyarakat Negeri Kanguru juga berbagi sentimen yang sama.

Menurut Kepala Eksekutif Rekonsiliasi Australia Justin Mohamed, ada sedikit kewajaran pendidikan tentang apa yang disebut sebagai perilaku rasisme.

"Kami juga telah melihatnya dalam iklan di televisi dan di dalam transportasi publik. Jadi saya pikir ketika orang-orang berbicara tentang rasisme dan itu terjadi maka mereka sudah mengetahui hal itu dengan pasti," jelas Justin.

Ada sebuah temuan yang menyebutkan daerah perkotaan terbesar di Australia telah mengalami arus besar investasi properti dari Asia, terutama China Daratan.

Meskipun terdapat peraturan yang mencegah investor China tak menyalurkan dana lebih dari 50.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 667,6 juta, tetapi tetap saja mereka masih membuat dua per tiga aplikasi investasi properti.

Pada bulan lalu, Demographia menempatkan Sydeny sebagai pasar perumahan kedua paling terjangkau di dunia.

Namun, para peneliti menempatkan krisis keterjangkauan kota terhadap kebijakan penahanan perkotaan lebih dari arus investasi internasional yang masuk ke Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com