Realisasi KPR Akhir 2016 Capai Rp 362,84 Triliun

JAKARTA, KompasProperti - Fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi favorit konsumen dalam hal sumber pembiayaan dan transaksi pembelian properti.

Demikian disampaikan Bank Indonesia (BI) dalam Survei Harga Properti Residensial (SHPR) periode triwulan IV-2016.

"Sebanyak 77,22 persen konsumen masih memilih KPR sebagai fasilitas utama dalam pembelian properti residensial, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 74,77 persen," tulis BI.

Pertumbuhan penyaluran KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA) pada triwulan IV-2016 juga mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III-2016 sejalan dengan kenaikan penjualan rumah.

Baca: Penjualan Rumah Meningkat

"Total KPR dan KPA pada triwulan IV-2016 tercatat sebesar Rp 362,84 triliun atau tumbuh 1,90 persen, meningkat dibandingkan 0,49 persen pada triwulan sebelumnya," sebut BI.

Peningkatan itu disebut BI sama halnya dengan pertumbuhan yang diperoleh dalam hal realisasi KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp 5,63 triliun dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) FLPP 2016 sebesar Rp 9,23 triliun.

Angka ini naik dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya Rp 3,02 triliun.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) per Desember 2016, realisasi FLPP itu digunakan untuk membiayai sebanyak 58.469 unit rumah.

Jika dilihat dari daerahnya, maka Jawa Barat merupakan provinsi dengan nilai realisasi FLPP tertinggi yakni sebanyak Rp 1,65 triliun untuk 17.173 unit rumah.

Sedangkan DKI Jakarta menjadi provinsi dengan nilai realisasi FLPP paling rendah dengan hanya sebesar Rp 7,58 miliar untuk membiayai 36 unit rumah.