Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kebanggaan dan Kegembiraan Menyatu di Perbatasan

Kompas.com - 20/02/2017, 19:03 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAYAPURA, KompasProperti - "Saya bangga menjaga wilayah perbatasan Republik Indonesia". 

Arisandi, salah prajurit yang menjadi garda depan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, menjawab KompasProperti, di Distrik Muara Tami, Jayapura, Minggu siang (19/2/2017).

Sandi, panggilan akrabnya, merupakan satu dari 18 prajurit TNI AD yang ditugaskan menjaga wilayah perbatasan Republik Indonesia dengan Papua New Guinea.

Rasa bangganya itu diucapkan dengan intonasi tegas, dan artikulasi jelas, sehingga bisa didengar oleh para pengunjung lainnya.

Tanpa mengubah sikap tubuh tegaknya, Sandi dengan ramah berkisah mengapa rasa bangga itu muncul.

Sebelum direhabilitasi, PLBN Skouw ini hanya berupa bangunan biasa, lebih mirip bedeng pekerja konstruksi. Kondisinya jauh dari bersih, apik, dan berwibawa sebagaimana bangunan representasi Negara berdaulat.

Namun kini, kondisi itu berubah 360 derajat. Bangunan modern berpadu ornamentasi daerah Papua dengan beragam fungsinya, siap melayani masyarakat yang hendak melintasi perbatasan negara.

"Saya sangat bangga. Lihat saja bangunan PLBN Skouw ini. Lebih megah, dan mentereng dibanding negara tetangga," tutur Sandi seraya menggerakkan kepala dan ekor matanya ke arah pos perbatasan milik Papua New Guinea.

Hilda B Alexander/Kompas.com Gapura raksasa berhiaskan ornamen kedaerahan, ciri khas Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Jayapura, Papua.
Tak hanya itu, Sandi menyaksikan langsung peletakkan batu pertama pada 18 Desember 2015, dan ikut menjadi penjaga selama proses konstruksi berlangsung.

Jadi, ketika seluruh kompleks PLBN Skouw ini rampung setahun kemudian, Sandi merasa memiliki dan ikut bangga menjadi bagian dari perubahan ini.

"Kami tidak lagi kehujanan, kepanasan, kena debu, atau nyamuk malaria. Sekarang jaga perbatasan lebih banyak sukanya. Sering diminta selfie sama pengunjung. Pokoknya senanglah," tutur lajang 26 tahun asal Medan ini.

Rasa rindu terhadap keluarga besar yang tak ditemuinya selama 7 bulan, mampu ditepis Sandi dengan melayani warga sebaik-baiknya. Seraya terus menyunggingkan senyum manisnya, dia menekankan, menjadi penjaga perbatasan bukanlah beban.

"Sebaliknya, kami harus melayani sepenuh hati. Harus ramah, tidak boleh angkuh," sebut dia.

Sandi menuturkan, ada tiga regu yang ditugaskan menjaga PLBN Skouw. Masing-masing regu terdiri dari 6 orang dengan masa tugas 8 jam per hari.

Destinasi wisata

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com