Merekalah yang kemudian menempelkan peta-peta tersebut di setiap halte seluruh jakarta yang ramai pengguna.
"Waktu itu informasi untuk wisata sangat minim. Kami termotivasi untuk melakukan hal itu. Ternyata aksi kami diperhatikan PT Trans Jakarta. Semenjak itu, saya kerap diminta bantuan untuk membuat peta-peta transjakarta," kenang Adriansyah.
Dalam proses kreatifnya membuat peta, Adriansyah selalu menekankan kesederhanaan, kejelasan, dan kelengkapan konten.
Ini dilakukan agar publik mudah membaca dan memahami peta yang dibuat. Termasuk melalui typeface yang juga mudah dibaca, diagram yang menarik, serta informasi-informasi tambahan yang memudahkan penumpang untuk memilih moda seperti jam operasional ataupun tarif bus.
Dia mengaku, selama bekerja sama dengan transjakarta tidak menerima apa pun, hanya sebagai relawan. Sementara dengan ITDP Indonesia, kompensasi yang didapatnya adalah sebagai pekerja magang.
Kini, dia dan dua temannya di FDTJ, Fagra Hanif, dan Maulana Ichsan, sedang menyusun peta transportasi berbasis rel, dan bus rapid transit (BRT) Jadebotabek.
Termasuk di dalamnya transjakarta, trans-Kota Tangerang, trans-Anggrek, dan trans-Pakuan.
"Setiap bulannya kami perbarui dengan infromasi rute baru yang kami survei sendiri. Peta BRT Jadebotabek akan kami rilis pada 17 Februari 2017," ungkap dia seraya menambahkan bahwa dirinya dan Fagra juga tengah mengembangkan sistem penomoran rute transjakarta dan desain signage baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.