Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airbnb Tawarkan Rumah Gratis buat Pengungsi yang Dilarang Masuk AS

Kompas.com - 04/02/2017, 16:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

WASHINGTON, KompasProperti - Situs berbagi penginapan dunia Airbnb menjanjikan akan memberikan rumah gratis bagi para pengungsi dan lainnya yang dilarang memasuki Amerika Serikat (AS) menyusul perintah Presiden Trump untuk sementara melarang imigran masuk ke Negeri Paman Sam.

"Airbnb menyediakan rumah gratis untuk para pengungsi dan siapa pun yang tidak diizinkan masuk ke AS. Tetap perhatikan untuk kelanjutannya dan hubungi saya jika segera membutuhkan rumah," tulis Wakil Pendiri sekaligus CEO Airbnb Brian Chesky dalam kicauannya di Twitter, pekan lalu.

Instruksi Trump pada Jumat pekan lalu melarang masuknya pengungsi dan warga dari tujuh negara mayoritas Muslim telah berdampak signifikan.

Di samping melarang warga Iran, Suriah, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman masuk ke AS untuk 90 hari ke depan, instruksi Trump itu pun berlaku permanen bagi masuknya pengungsi Suriah.

Sementara bagi negara-negara lain, larangan berlaku selama 120 hari ke depan.

Trump mengatakan, hanya orang yang mendukung AS yang patut diizinkan masuk ke negaranya.

Trump juga menegaskan dia hanya akan memberikan prioritas kepada para pengungsi beragama Kristen dibanding agama lainnya.

Terkait hal tersebut, Chesky menanggapi, melarang orang dari negara lain atau pengungsi memasuki AS adalah sebuah hal salah dan dia mengajak seluruh rakyat AS untuk berdiri bersama dengan mereka yang dilarang.

Sementara itu, pendiri Airbnb lainnya yang juga menjabat sebagai direktur produk Joe Gebbia mengajak pengikutnya di Twitter untuk melakukan donasi ke Badan Pengungsi PBB.

Didirikan pada 2008, Airbnb kini menjadi perusahaan dengan total kekayaan 30 miliar dollar AS dan beroperasi di 50.000 kota di 191 negara.

Kendati begitu, belum jelas bagaimana penyusunan perumahan untuk para pengungsi dibuat atau bagaimana Airbnb akan memilih dan mengompensasikannya.

Juru bicara Airbnb yang dihubungi Washington Post melalui surat elektronik belum bisa menjawab pertanyaan terkait mekanisme tersebu, tetapi justru akan memberikan informasi lebih lanjut pada kemudian hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com