Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bakal Bangun 1.000 Jalan Layang

Kompas.com - 24/01/2017, 21:17 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

BANDUNG, KompasProperti - Pembangunan jalan layang sangat dibutuhkan, khususnya di perlintasan sebidang, baik perlintasan jalan atau pun kereta api.

Dengan jalan layang, laju kendaraan relatif lebih cepat karena tidak harus bertemu di satu titik. Untuk itu, pemerintah bakal membangun 1.000 jalan layang di perlintasan sebidang.

"1.000 jalan layang itu dari Jakarta-Surabaya. Semua harus diperbaiki," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di Jalan Layang Antapani, Bandung, Selasa (24/1/2017).

Ia mengatakan, pembangunan ini akan diutamakan pada jalan-jalan nasional di perkotaan.

Pasalnya, di perkotaan, penduduk lebih padat dan mudah terjadi kemacetan, khususnya di perlintasan sebidang antara jalan dan rel kereta api.

Bukan hanya laju mobil yang terhambat saat kereta api melintas, tetapi juga kecepatan kereta api itu sendiri ikut melambat.

Hal ini disebabkan, masinis kereta api berhati-hati di perlintasan karena khawatir ada yang menerobos.

"Tanpa mengubah spesifikasi rel, spesifikasi lokomotif, dengan apa yang ada sekarang kalau tanpa perlintasan sebidang, kecepatannya (kereta) bisa dinaikkan sampai 150 kilometer/jam," sebut Basuki.

Jika setiap kali ada perlintasan kecepatan kereta api melambat, waktu tempuh juga menjadi lebih lama. Saat ini saja, Yogyakarta-Jakarta harus ditempuh selama 8 jam.

"Kalau ngga ada persimpangan, (waktu tempuh) itu bisa dinaikkan dengan kondisi (kereta dan rel) yang sama," tutup Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com