Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Layang Antapani Lolos Tes Beban

Kompas.com - 24/01/2017, 10:38 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

BANDUNG, KompasProperti - Jalan layang atau overpass Antapani Bandung diresmikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Jalan layang ini dibutuhkan untuk mengurai kemacetan di simpang lalu lintas utama Antapani dan menghubungkan Jalan Jakarta dan Jalan Terusan Jakarta.

"Groundbreaking pada Juni 2016. Akhir Desember 2016 selesai (konstruksi) sampai pengujian beban selesai dilakukan. Sekarang diresmikan," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Danis Sumadilaga sebelum peresmian jembatan, Selasa (24/1/2014).

Dia melanjutkan, standar beban jalan adalah maksimal 10 ton. Sementara untuk jembatan, titik bebannya 20 ton.

Menurut Danis, uji ini telah memenuhi yang dicirikan dari tes daya dukung betonnya.

"Pengujian di atas spesifikasi, saya lupa persis angkanya," jelas Danis.

Bandung punya masalah kemacetan akut. Kemacetan ini seringkali disebabkan karena adanya perlintasan sebidang.

Antapani contohnya, merupakan daerah yang padat penduduk, khususnya pengendara yang menuju pusat kota sehingga timbul kemacetan.

Baca: Inilah Keunikan dan Keunggulan Jalan Layang Antapani

"Panjang kemacetan bisa lebih dari 500 meter. Masyarakat menunggu rata-rata lebih dari 20-25 menit. Itu kan ngga efisien sehingga dibutuhkan jembatan layang," sebut Danis.

Dari sisi teknisnya, Balitbang menawarkan teknologi baru yang menggabungkan mortar busa dengan baja bergelombang.

Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana Flyover Antapani, Kota Bandung. Kompas.com/Putra Prima Perdana
Dengan penggabungan ini, berdasarkan analisis Balitbang, pengerjaan jembatan lebih murah dan cepat.

Pembangunan jembatan dan jalan yang biasanya membutuhkan waktu 10 bulan-12 bulan, bisa dipangkas menjadi 6 bulan.

Dari segi biaya pengerjaan, pemangkasan anggaran juga dapat dilakukan dengan nilai puluhan miliar rupiah.

"Biasanya butuh Rp 80 miliar-Rp 120 miliar untuk jembatan yang sama. Ini hanya Rp 35 miliar. Hemat di atas 50 persen," tutur Danis.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com