Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lupakan Kontroversi MRT "Jangkrik", Tengoklah MRT Korsel dan Jepang

Kompas.com - 18/01/2017, 20:40 WIB
Lidwina Hanna Ratna Maharrini

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lagi warga menikmati fasilitas transportasi publik mass rapid transit (MRT), langkah kontroversial malah ditempuh Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.

Dia berencana mengganti desain MRT Jakarta yang dianggapnya seperti jangkrik. Untuk itu, Sumarsono akan mengirim tim ahli ke Jepang untuk membicarakan desain baru. 

Baca: Pemprov DKI Kirim Tim ke Jepang untuk Desain Ulang MRT Jakarta

Padahal, saat ini infrastruktur transportasi tersebut sedang dalam proses pembangunan dan ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2019. 

Selagi pembangunan jalur MRT berjalan, mari sejenak menengok MRT yang sudah lama beroperasi di negara-negara maju, seperti Jepang, dan Korea Selatan (Korsel).

Kendati pada prinsipnya sama-sama angkutan massal, namun kedua negara ini punya nama berbeda untuk layanan MRT-nya. 

Di Korsel, layanan MRT dikenal dengan nama Subway. Subway Korea didukung oleh sistem persinyalan untuk mengontrol kecepatan kereta, jarak antara kereta, waktu dan tempat berhenti, serta waktu membuka dan menutup pintu secara akurat.

Sistem itu memastikan segala aktivitas berlangsung aman bagi penumpang.

www.smrt.co.kr Interior Subway Korea
Subway Korea memanfaatkan sejumlah teknologi, seperti Digital Transmission System (DTS) yang berguna sebagai jaringan komunikasi dan informasi.

Selain itu, ada teknologi Video Transmission System (VTS) yang mengontrol dan memastikan penumpang bisa naik dan turun kereta dengan selamat. Untuk mengontrol arus lalu lintas Subway Korea menggunakan Train Radio System (TRS). 

Biaya transportasi Subway Korea dihitung berdasarkan jarak. Untuk jarak 10 kilometer, penumpang membayar 1.250 won atau setara Rp 14.300 .

Untuk 10 sampai 50 kilometer selanjutnya, tarif bertambah 100 won (Rp 1.141) per 5 kilometer. Jika jaraknya lebih dari 50 kilometer, tarif bertambah sebesar 100 won setiap 8 kilometer.

Penumpang bisa menggunakan dua jenis tiket, yakni tiket sekali perjalanan dan tiket yang dapat digunakan berkali-kali atau multiple journey card.

Tiket tersebut dibeli di vending ticket machine yang terdapat di stasiun. Untuk membeli tiket sekali perjalanan, penumpang dapat memilih “Single Journey Tiket” di layar mesin.

Lalu, isi jumlah penumpang yang akan berangkat. Pembayaran dapat dilakukan di mesin tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com