Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realisasi 40.000 Rumah, Ini Kendala Apersi

Kompas.com - 28/12/2016, 16:26 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) di bawah kepemimpinan Anton R Santoso sepanjang 2016 telah merealisasikan 40.000 unit rumah subsidi dan 10.000 unit rumah non-subsidi. 

Menurut Anton, ini merupakan pencapaian maksimal di tengah kondisi pasar yang kurang bersahabat terkait daya beli properti.

"Selain itu kondisi di lapangan juga masih ada kendala. Sehingga ada beberapa proyek anggota yang tertunda," ujar Anton di Jakarta, Rabu (28/12/2016). 

Anton menuturkan, pengembang menemui sejumlah kendala membangun rumah subsidi atau untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Kendala tersebut antara lain ketersediaan tanah lahan sebagai bahan baku yang kenaikan harganya sangat signifikan.

Kenaikan ini disebabkan berkembangnya sebuah kawasan di sekitar lokasi pembangunan sehingga sulit mengadakan rumah MBR dengan skema Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR-FLPP). 

Selain itu, biaya-biaya pungli juga menjadi momok bagi pengembang rumah subsidi seiring lamanya proses perizinan.

Terkait kendala ini Anton berargumen, sebenarnya pemerintah pusat sudah banyak mengeluarkan regulasi yang mendukung rumah subsidi namun implementasinya di lapangan tidak seperti yang diharapkan.

"Pemerintah banyak keluarkan regulasi namun PP belum dikeluarkan, sehingga belum bisa diterapkan kebijakan tersebut di lapangan, jadinya seperti setengah hati,” tutur Anton.

Selain itu di beberapa daerah, tambah dia, kendala klasik juga masih ditemukan seperti soal listrik.

Ada beberapa anggota Apersi yang rumahnya sudah jadi tapi belum dialiri listrik. Menurut Anton, kendala ini akan terus disuarakan ke pemerintah, sehingga backlog tidak terus bertambah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com