Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didesain Mirip Bandara, Pengoperasian Terminal Pulogebang Malah Semrawut

Kompas.com - 27/12/2016, 20:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terminal Bus Pulogebang disebut-sebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara dan menjadi percontohan terminal lain di Indonesia.

Dengan luas tanah 9 hektar dan bangunan 100.000 meter persegi, terminal ini dirancang selayaknya bandara. Sayangnya, ketika sudah beroperasi, terminal ini tidak seperti yang diharapkan.

"Sebenarnya saya rancang terminal ini seperti bandara. Penumpang beli tiket di lantai dasar, kemudian berbelanja di lantai dua sambil menunggu keberangkatan bus. Akan tetapi, kalau begini, jadi semrawut," ujar arsitek Paul Tanjung Tan kepada Kompas.com sambil berkeliling terminal, Selasa (27/12/2016).

Desain yang dimenangi melalui sayembara proyek "Terminal Bus Pulo Gebang Jakarta Timur" pada 2001 ini tidak hanya mengatur penempatan area-area tertentu.

Paul mengaku juga memikirkan bagaimana alur penumpang di dalam gedung dan jalur bus di pelataran terminal.

Namun, ketika berkeliling terminal, Paul menemukan banyak pengaturan yang tidak sesuai rencana atau desain.

Dia mencontohkan, seharusnya ruko atau area komersial berada di lantai satu bukan di lantai dasar seperti yang ada saat ini.

Suasana ruang tunggu keberangkatan di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016).

"Penumpang yang masuk terminal bisa langsung beli tiket, kemudian barang-barang diserahkan kepada operator bus, jadi seperti di bandara kalau check-in," kata Paul.

Karena loket bus berada di lantai satu, tutur dia, penumpang harus membawa barang-barang dari lantai dasar.

Sementara itu, lift atau eskalator yang ada tidak dirancang untuk mengakomodasi troli yang dipakai penumpang saat mengangkut barang-barang.

"Jadi, perlu banyak penyesuaian. Lift tidak cukup untuk mengangkut banyak barang," sebut Paul.

Solusi penyesuaiannya ada dua, yaitu menambah lift atau travelator. Menurut Paul, travelator adalah solusi yang paling pas.

Namun, menambahkan travelator pada saat terminal sudah beroperasi juga tidak mudah karena ada beberapa bagian besar yang harus dibongkar lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau