Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Ramai, Wae Rebo Bisa Tergerus Modernisasi

Kompas.com - 24/12/2016, 22:05 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesona Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur, telah mendunia. Sejak mendapat penghargaan dari UNESCO pada 2012 silam, Wae Rebo semakin dikenal sebagai desa wisata dengan keunikan arsitektur di pedalaman Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Meski demikian, ada konsekuensi dari popularitas Wae Rebo di mata pelancong yang terus berdatangan.

"Lama-lama, kalau turis tidak dikontrol, tidak ada gunanya juga melestarikan kebudayaan Wae Rebo karena modernisasi," ujar inisiator Rumah Asuh sekaligus arsitek Han Awal&Partners Architects, Yori Antor dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (20/12/2016).

Pada 2008 silam, Yori menemukan Desa Wae Rebo nyaris punah dengan keadaan dua rumah adat yang sudah rusak.

Kemudian, dia memberangkatkan para mahasiswa secara bergantian untuk tinggal di sana selama 1,5 bulan demi merekonstruksi rumah adat tersebut.

Upaya tersebut menghasilkan tujuh rumah adat baru dan Desa Wae Rebo menjelma menjadi tujuan wisata bagi dunia.

Penghargaan dari UNESCO sendiri diberikan pada Wae Rebo pada 2012. Semenjak itu, pada 2014, jumlah turis ke Wae Rebo terus meningkat hingga mencapai 3.000 orang per tahun.

"Tahun kemarin jadi 5.000 orang. Sekarang dengan bantuan media sosial (medsos), Wae Rebo gampang sekali jadi viral. Khawatirnya nanti akan tumbuh hotel-hotel berbintang," sebut Yori.

Lebih lanjut, ia merasa perlu untuk mencari diversifikasi rumah adat di sekitar Wae Rebo. Tujuannnya, supaya perhatian turis tidak fokus ke Wae Rebo saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com