Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapasitas Bendungan Wonogiri Menyusut Akibat Sedimentasi

Kompas.com - 16/12/2016, 08:20 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Bendungan Wonogiri yang mengalami sedimentasi cukup parah tengah dalam tahap rehabilitasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Proses rehabilitasi yang dilakukan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada kunjungannya 2014 silam.

"Untuk sekarang sudah di-dredger (dikeruk) 1,5 juta meter kubik dari total sedimentasi sebanyak 6 juta meter kubik. Kami targetkan sampai 2017 bisa mengeruk 2,2 juta meter kubik," jelas Pelaksana Teknik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Yoga Darmawan, di Wonogiri, Kamis (15/12/2016).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, saat ini di Bendungan Wonogiri terdapat satu kapal dredger (keruk) yang beroperasi sejak 2014 terus melakukan pengerukan hingga saat ini.

Selain pengerukan, penanganan sedimentasi Bendungan Wonogiri dilakukan dengan cara melakukan penghijauan terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS) bendungan tersebut.

"Pertama di kawasan green belt area bendungan yang merupakan daerah pasang surut air kemudian kedua di hulu, di Kali Keduang, Gunung Lawu," tambah Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) BBWS Sigit Santoso dalam kesempatan yang sama.

Bendungan Wonogiri yang sudah dibangun sejak 1984 menjadi salah satu bendungan dengan kondisi paling parah di Indonesia akibat sedimentasinya.

Menurut Sigit, sedimentasi terjadi karena perubahan peruntukan lahan di hulu yang jadi permukiman penduduk dan penebangan pohon di area resapan air bendungan.

Selain itu, sedimentasi juga didominasi oleh banyaknya lumpur dari Sungai Keduang sehingga penanganan yang dilakukan adalah dengan membuat closure dicke agar menghalangi sedimentasi menutup intake Bendungan Wonogiri.

"Sedimentasi sekarang ini dampaknya bisa menutup pintu intake nah makanya dibuat bendungan atau closure dicke supaya sedimentasi tertahan di bendungan dan tidak menutup pintu intake yang digunakan untuk irigasi dan PLTA," tutup Sigit.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com