Surabaya Bangun Tiga Rusun Tahun Depan

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana membangun tiga rumah susun (rusun) pada 2017 dengan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Surabaya.

Seperti dikutip Antara, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan dalam anggaran belanja tahun depan, sejumlah Rp 30 miliar disiapkan untuk membangun rusun di sejumlah lokasi.

"Tahun depan ada tiga rusun yang akan dibangun dengan menggunakan dana APBD. Kalau hanya mengandalkan dana dari pusat, lama. Makanya biar cepat kita juga akan bangun dengan dana kita sendiri," ujar Risma, Senin (12/12/2016).

Risma menambahkan, hingga saat ini terdapat 3.670 kepala keluarga (KK) dari total 4.960 KK yang membutuhkan rusun. 

Sementara pembangunan rusun oleh pemerintah pusat setiap tahun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Oleh sebab itu, lanjut dia, mulai tahun depan Pemkot Surabaya berinisiatif untuk mulai menganggarkan pembangunan tiga rusun yakni di Penjaringan Sari, Kalidami, dan Jambangan.

Di tiga lokasi tersebut ada lahan pemkot yang kosong dan cukup luas untuk dibangun rusun. Seperti lahan di Kalidami atau tepatnya eks rumah pompa yang sudah dibongkar.

"Per lokasi, anggarannya Rp 10 miliar, jadi totalnya Rp 30 miliar. Nanti ada satu twin tower di setiap lokasi. Rusun ini kami tujukan untuk warga Surabaya yang memang tidak punya rumah tinggal," kata Risma.

Dengan hunian yang murah ini warga bisa banyak menabung dan bisa terbantu keuangannya dibandingkan harus kontrak di hunian komersial.

Rusun yang akan dibangun berkapasitas 96 unit dengan tipe 36 yaitu berisi dua kamar, satu dapur, dan satu kamar mandi. 

Selain mengandalkan rusun dari ABPD, tahun depan juga akan ada rusun yang dibangun dari APBN.

"Kalau tahun depan yang dari APBN juga ada, yaitu di rusun Kedung Cowek, Tambak Oso Wilanguun, dan di Keputih lanjutan," tambah dia.

Ada pun syarat untuk bisa menghuni rusun menurut Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2010 tentang pengelolaan rusun, adalah warga Surabaya, tidak punya rumah, dan penghasilannya rendah.