Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ger, Tenda Tradisional Khas Mongolia

Kompas.com - 28/11/2016, 10:26 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

TANJUNG LESUNG, KOMPAS.com - Sebentar lagi, Pusat Budaya Mongolia akan resmi dibuka di Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat.

Pusat budaya tersebut merupakan kerja sama antara PT Jababeka Tbk dengan Kedutaan Besar Mongolia di Indonesia.

Pembangunan pusat budaya ini merupakan bentuk perayaan 60 tahun terjalinnya hubungan bilateral antara Mongolia dan Indonesia.

Pusat budaya ini menjadi yang pertama di Asia Tenggara dan menempati lahan seluas satu hektar di area pengembangan PT Banten West Java Tourist Development selaku anak usaha PT Jababeka Tbk.

Nantinya akan terdiri dari empat ger atau sebutan untuk tenda khas Mongolia. Fungsinya berbeda-beda.

Masing-masing sebagai guest house, tempat permainan tradisional Mongolia, dapur untuk mencoba kuliner Mongolia, dan tempat untuk menampilkan seni khas Mongolia.

Di Mongolia sendiri, ger masih banyak digunakan oleh penduduk Mongolia yang hidupnya masih nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

"30 persen dari tiga juta penduduk Mongolia masih menggunakan Ger, terutama bagi mereka yang nomaden dan bisa dibawa-bawa dengan mudah menggunakan livestock seperti kuda, kambing, domba, lembu, dan unta," kata Duta Besar Mongolia untuk Indonesia Battsetseg Shardar, di Tanjung Lesung, Sabtu (26/11/2016).

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Ger di Pusat Kebudayaan Mongolia ini memiliki diameter 20 meter untuk yang paling besar dan tiga lainnya berukuran reguler dengan diameter kurang dari 20 meter.

Ger sendiri terbuat dari kayu sebagai pondasi utamanya dan wol untuk membungkusnya.

Untuk ukuran reguler biasanya bisa dirakit atau dibangun dalam kurun waktu satu jam saja, sedangkan yang berukuran besar biasanya mencapai satu setengah jam.

Kapasitasnya tergantung dari seberapa besar ukuran ger tersebut. Biasanya untuk ukuran reguler mampu memuat tiga orang dewasa.

Ger yang merupakan hasil dari keterampilan pengrajin tradisional Mongolia ini telah tertulis dalam catatan UNESCO "List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity" pada 2013 silam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com