Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Rumah Apung Jadi Percontohan Kawasan Kampung Bahari di Indonesia

Kompas.com - 26/11/2016, 12:30 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Rumah apung pertama Indonesia yang berada di Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi proyek percontohan penataan kawasan kumuh.

Kawasan kumuh di Kelurahan Tambak Lorok bakal diubah wajahnya secara menyeluruh tahun 2017 mendatang.

“Desain perencanaan kawasan Tambak Lorok tahun 2016 ini selesai, sekarang baru dilakukan lelang, drainase fisik nanti diperbaiki semua. Kawasan bahari nanti bisa dicontoh oleh kawasan yang lain,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono di Semarang, Jumat (25/11/2016).

Rumah apung yang menjadi percontohan ini mengambang di atas air rawa. Inovasi itu menjadi salah satu solusi menjawab kebutuhan masyarakat setempat.

Pasalnya, penurunan muka air tanah di kawasan itu mencapai 13 sentimeter per tahun. Warga pun terus terus berlomba meninggikan rumahnya beberapa tahun sekali.

Menurut Basuki, rumah apung menjadi salah satu inovasi dari Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR untuk menjawab tantangan melalui rekayasa infrastruktur.

“Desain sudah selesai. Drainase, pemukiman dan kawasan semua ditata. Kami tata kawasan secara menyeluruh,” kata Basuki.

Rumah apung juga nantinya bisa direplikasi di daerah lain di Indonesia. Untuk pengembangan secara massal, Basuki telah meminta Ditjen Cipta Karya untuk menyusun desain.

“Nanti lelang dini sehingga awal 2017 bisa langsung dieksekusi,” tambahnya.

Kontributor Semarang, Nazar Nurdin Rumah apung digunakan untuk taman baca masyarakat dan balai warga setempat
Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga memastikan, bangunan apung pertama di Indonesia ini dijadikan etalase bagi bangunan apung lain di Indonesia.

Rumah apung di Tambak Lorok dijadikan ruang publik yang terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dapat dimanfaatkan sebagai balai pertemuan dan lantai atas sebagai perpustakaan atau rumah baca.

Rumah prototipe dirancang sebagai bangunan yang ramah lingkungan, mandiri dalam kebutuhan energi, dan tidak mencemari lingkungan.

Dasar bangunan menggunakan panel foam dan beton (B-foam). Sedangkan konstruksi bangunan menggunakan material baja dan bambu.

Kebutuhan listriknya menggunakan panel surya yang mampu menghasilkan listrik sebanyak 1.000 watt. Adapun untuk kebutuhan air bersih, bangunan ini menggunakan distilasi air laut.

Fitur lainnya adalah biofill atau biority yang digunakan untuk pengolahan air limbah kamar mandi atau WC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com