Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Beragam Masalah Terjadi, Harga Kalibata City Tetap Tinggi

Kompas.com - 25/11/2016, 16:30 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beragam masalah dan peristiwa negatif telah banyak bermunculan di Apartemen Kalibata City, Kalibata, Jakarta Selatan. 

Sebut saja masalah kelangkaan air, prostitusi daring, hingga yang teranyar kasus bunuh diri mahasiswi, semua terjadi di apartemen ini.

Namun, hal itu tak menyurutkan investor dan penyewa terhadap apartemen kembangan beberapa developer tersebut sehingga harganya terus melambung tinggi.

Kondisi tersebut dianggap wajar. Meskipun banyak masalah, karena lokasinya strategis, Kalibata City masih menjadi pilihan untuk tinggal dan berinvestasi.

"Harganya stabil atau justru makin tinggi karena kebutuhannya masih tinggi dan karena lokasinya strategis," kata Principal Li Realty Ali Hanafia kepada Kompas.com, Selasa (23/11/2016).

Selain itu, lanjut Ali, belum adanya pesaing dengan kelas dan kondisi yang sama di wilayah Kalibata dan sekitarnya membuat Kalibata City dibanderol dengan harga jual dan sewa cukup tinggi.

Untuk tipe studio saja, yang awalnya dibanderol Rp 88 juta-Rp 144 juta pada 2008, kini Rp 450 juta hingga Rp 600 juta. Harga tergantung ketinggian lantai dan pemandangan yang bisa diakses.

Sementara itu, harga sewa tipe studio dengan titik pandang kolam renang dipatok Rp 30 juta hingga Rp 35 juta per tahun.

Dengan harga sewa setinggi itu, tak heran kini kepemilikan Kalibata City didominasi investor, bukan lagi end user kelas bawah sebagaimana tujuan awal rumah susun milik (rusunami) bersubsidi ini dibangun dalam program Seribu Tower Rusunami.

Sales and Marketing General Manager Synthesis Development, Imron Rosyadi, mengungkapkan, pemilik Kalibata City sekarang adalah investor.

Imron mengakui, pembeli pertama unit apartemen Kalibata City sebenarnya terkontrol sesuai tujuan awal sebagai rusunami bersubsidi.

Namun, kini, diperkirakan sebagian besar telah menjual apartemen miliknya kepada pihak lain dan mendapat keuntungan cukup tinggi dari penjualan tersebut.

"Mereka menguasai apartemen ini dengan porsi sebanyak 80 persen, sementara sisanya kelas menengah bawah sebagai kelompok sasaran," sebut Imron saat bertandang ke kantor redaksi Kompas.com beberapa waktu lalu.

Jadi, tambah dia, saat ini penghuni Kalibata City sebagian besar bukan lagi pembeli pertama, tetapi sudah pembeli kedua, ketiga, dan seterusnya.

Ini berarti, investor menguasai 11.200 unit apartemen dari total 14.000 unit yang sudah dibangun. Sementara itu, sisanya dimiliki pengguna akhir.

Karena didominasi investor, tak heran bila dalam perkembangannya kemudian, Kalibata City menjadi etalase, untuk tidak dikatakan percontohan, dari gaya hidup yang didambakan kalangan urban Jakarta.

Bagi investor, apartemen ini adalah tambang uang karena tingkat sewanya yang tinggi. Sementara itu, bagi penyewa, mereka harus siap dengan pundi besar bila ingin tinggal di sini.

"Ke mana-mana dekat, di tengah kota, dan mendatangkan investasi tinggi," tandas Imron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com