Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Progres Bendungan Raknamo Kupang Capai 74,6 Persen

Kompas.com - 08/11/2016, 19:30 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Pembangunan Bendungan Raknamo yang terletak di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini menunjukkan deviasi positif.

Hingga awal November 2016, progres pembangunan bendungan ini sudah mencapai 74,6 persen.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan I, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Davianto Frangky B Welkis, mengatakan, pekerjaan utama yang sedang dilakukan yakni pembuatan saluran pengelak (conduit dan tunnel), dan tubuh bendungan (main dam).

Pekerjaan utama lainnya adalah bendungan pelana (saddle dam), saluran pelimpah (spill way), jalan akses dan jembatan, serta jalan inspeksi keliling daerah genangan.

“Untuk perkembangan pembangunan bendungan Raknamo hingga Minggu (6/11/2016) realisasi sudah 74,6 persen. Kami targetkan akhir tahun 2016 ini sudah bisa mencapai 80,16 persen dan kalau lihat kondisi ini, diperkirakan tahun 2017 semua sudah selesai,” kata Frangky kepada Kompas.com, Selasa (8/11/2016).

Frangky mengaku, untuk memantau dan melakukan evaluasi proses pengerjaan proyek bendungan Raknamo, pihaknya bersama tim konsultan dan tim operator selalu melakukan koordinasi dan diskusi setiap hari.

Bahkan, koordinasi juga terjalin dengan baik antara pemerintah provinsi, kabupaten dan kementerian terkait serta kontraktor pelaksana.

Hal itu dimaksudkan agar kendala teknis yang dihadapi di lapangan bisa segera diatasi dan dicarikan jalan keluarnya, sehingga proyek itu bisa selesai tepat waktu dan bisa segera dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.

Untuk tahun 2016 ini lanjut Frangky, dana yang dialokasikan untuk konstruksinya senilai Rp 55 miliar. Dana ini sudah habis terserap sejak Januari 2016 lalu.

Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere Presiden Joko Widodo meninjau langsung pembangunan bendungan Raknamo, di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (25/7/2015)
Menurut Frangky, pihaknya saat ini berhutang Rp 205 miliar kepada kontraktor pelaksana PT Waskita Karya (persero) Tbk. Meski begitu, ia salut dengan komitmen BUMN tersebut yang tetap bekerja, walaupun pemerintah berutang ratusan miliar rupiah.

“Utang itu pasti akan terbayar dan tentu akan menjadi urusan antara Kementerian PUPR dan Kementerian Keuangan. Intinya saat ini kita fokus agar pekerjaan ini bisa secepatnya selesai sesuai dengan target,” jelas Frangky.

Selanjutnya, setelah bendungan itu selesai dibangun, tentu tidak akan serta merta langsung dipakai, karena masih harus diteliti lagi oleh tim dari komisi keamanan bendungan.

Mereka akan mengecek secara detil untuk memastikan apakah bendungan sudah memenuhi syarat atau belum. Kalau pun kurang tentu akan dicari solusinya.

"Kalau semua syarat sudah terpenuhi maka akan segera diisi. Meski demikian, bendungan akan langsung dipakai, karena masih harus dicek lagi cara operasinya. Setelah itu, baru sertifikat untuk operasi diberikan dan itu berarti sudah bisa digenangi air," paparnya.

Untuk diketahui, peletakan batu pertama Bendungan Raknamo dilakukan Presiden Joko Widodo pada 20 Desember 2014 lalu.

Bendungan seluas 147 hektar yang dibangun dengan dana Rp 760 miliar tersebut berkapasitas tampung 14,09 juta meter kubik.

Fungsi bendungan ini adalah sebagai penyediaan air bersih untuk ibu kota Kabupaten Kupang 100 liter per detik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com