JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi sungai sangat berpengaruh terhadap upaya mengurangi banjir. Oleh sebab itu, pemerintah mencanangkan sejumlah program rutin untuk menangani dan merawat sungai.
Namun, karena keterbatasan anggaran, pengendalian banjir tidak bisa maksimal dilakukan di seluruh Indonesia. Padahal, anggaran penanggulangan sungai ditambah setiap tahun.
"Dari data-data kami, dari 24.000 kilometer sungai daerah prioritas ada 3.600 tanggul dan yang aman hanya separuhnya," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Imam Santoso saat diskusi media di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Jumat (4/11/2016).
Separuh lainnya masih harus dilakukan perbaikan agar fungsinya sebagai pengendali banjir tidak menurun.
Sementara itu, kondisi daerah aliran sungai (DAS) di hulu saat ini juga sangat rusak. Padahal DAS di daerah hulu berfungsi sebagai penangkal hujan, mengurangi sedimentasi, dan mengurangi volume air yang masuk ke sungai.
"DAS sangat memprihatinkan, banyak pohon ditebang, alih fungsi tanaman menjadi tanaman yang bukan untuk menahan air, seperti kentang," tutur Imam.
Untuk mengatasinya, Imam mengaku tengah melakukan pengawasan (monitoring) untuk daerah-daerah dengan tingkat kerawanan tinggi.
Adapun anggaran untuk mengendalikan sungai tahun ini senilai Rp 5,5 trilun. Dana ini digunakan untuk membangun pengendali banjir sepanjang 148 kilometer, pengendali lahar 27 buah, pengaman pantai 20,49 kilometer, dan drainase utama perkotaan 11 kilometer.
Selain itu, anggaran ini juga digunakan untuk rehabilitasi pengendali banjir 23 kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.