Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Proyek Sesat, Pembangunan Tol Trans-Sumatera Tetap Lanjut

Kompas.com - 01/11/2016, 17:51 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menyebutkan, pembangunan tol Trans-Sumatera merupakan proyek sesat karena berdampak buruk untuk Pulau Jawa.

Pernyataan itu ia sampaikan ketika forum diskusi "Pungli Jembatan Timbang" di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Selasa pekan lalu.

"Trans-Sumatera ini proyek sesat dan akan menambah beban Pulau Jawa (terkait arus logistik) dan ini juga merupakan kontradiksi karena Trans-Sumatera ini dibangun kan untuk menopang Jembatan Selat Sunda yang sudah dibatalkan Presiden Jokowi," ungkap Faisal.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Morwanto mengatakan bahwa tidak benar jika proyek pembangunan tol Trans-Sumatera sesat dan hanya menambah masalah di Pulau Jawa.

Menurut dia, tol Trans-Sumatera justru akan berdampak positif pada ekonomi Sumatera khususnya dan Jawa pada umumnya.

"Sepertinya kurang tepat ya karena Trans-Sumatera ini juga buat menghidupkan ekonomi di Sumatera bersama dengan tol laut yang terus kami kembangkan," imbuh Arie.

Selain itu, sambung Arie, keberadaan tol Trans-Sumatera membuat pergerakan ekonomi, terutama logistik di dalam Pulau Sumatera akan lebih mudah dan cepat.

Sedangkan untuk langsung ke Pulau Jawa praktis hanya Lampung antara Pelabuhan Bakauheni dan Pelabuhan Merak.

Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jalan tol Trans-Sumatera terdiri dari 24 ruas yang membentang dari Bakauheni hingga Aceh.

Dari total 24 ruas yang direncanakan, pemerintah melalui Perpres Nomor 117 Tahun 2015 memprioritaskan delapan ruas selama lima tahun mulai dari tahun 2014 hingga 2019, yang pengerjaannya diserahkan kepada PT Hutama Karya (Persero).

Meliputi Medan-Binjai 17 kilometer, Palembang-Indralaya sepanjang 22 kilometer, Pekanbaru-Dumai 131 kilometer, dan Bakauheni-Terbanggi Besar 140 kilometer.

Kemudian Terbanggi Besar-Pematang Panggang dengan panjang 100 kilometer, Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 85 kilometer, Palembang-Tanjung Api-Api 90 kilometer, dan Tebing Tinggi-Kisaran dengan panjang 60 kilometer.

Selain itu, ada pula tiga ruas tambahan, yakni Banda Aceh-Medan, Padang-Pekanbaru, dan Tebing Tinggi-Parapat, dengan total panjang 770 kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com