Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Truk Bermuatan Lebih Sebabkan Umur Jalan Berkurang

Kompas.com - 25/10/2016, 16:30 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Temuan pungutan liar (pungli) yang terjadi di jembatan timbang diharapkan bisa membuat mata pemerintah terbuka untuk tak lagi mengandalkan jalure darat sebagai sarana angkut barang.

Jembatan timbang sendiri berfungsi untuk mengukur kapasitas muatan atau tonase yang dibawa oleh truk-truk pengangkut barang.

Faktanya, truk-truk tersebut kerap membawa muatan melebihi kapasitas yang diperbolehkan.

Untuk bisa melalui jalan raya, sopir truk sering memberikan uang pelicin kepada petugas di jembatan timbang.

"Adanya pungli ini saya harap bisa jadi momentum perubahan total karena 94 persen barang di Indonesia diangkut lewat darat dan beban jalan pun sangat berat. Berapa pun jalan tol dibangun juga tidak akan sanggup mengatasinya," ujar pengamat ekonomi, Faisal Basri, dalam Forum Perhubungan Memberantas Pungli Jembatan Timbang, di Hotel Century Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Tak dapat dipungkiri, truk-truk yang melebihi tonase merusak jalan-jalan, terutama di akses logistik, seperti di pantai utara (pantura) Jawa.

Ditemui dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto mengungkapkan akibat beban truk yang melebihi kapasitas, yakni jalan yang tadinya berusia 10 tahun kemudian hanya sanggup bertahan selama satu tahun.

Oleh sebab itu, penerapan tilang pada truk-truk dengan bobot yang melebihi tonase dianggap Arie tak ada gunanya. Pasalnya, truk masih boleh jalan setelah proses tilang, padahal semestinya dilarang untuk lewat.

Semakin banyaknya jalan yang rusak menjadi indikasi bahwa pengangkutan barang semestinya dilakukan melalui jalur laut.

"Omong kosong kalau kita masih mengandalkan jalur darat sebagai ujung tombak karena ongkos angkut barang darat 10 kali lebih besar dari laut," ujar Faisal.

Jika laut dijadikan sarana utama pengangkutan barang, sambung Faisal, maka penguatan jalan tidak perlu banyak dilakukan, dan cukup pada akses-akses dari pelabuhan ke kawasan industri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com