Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membidik Potensi Kemang Pasca-Banjir

Kompas.com - 19/10/2016, 14:05 WIB
M Latief

Penulis

KOMPAS.com - Banjir di sebagian wilayah Kemang pada Agustus lalu semestinya tidak perlu menyurutkan minat pebisnis untuk memilih wilayah ini sebagai lahan garapannya. Seperti juga daerah lain di Jakarta yang terdampak banjir, misalnya Kelapa Gading, Kemang masih punya potensi besar untuk digarap, baik untuk investor maupun untuk konsumen properti yang membutuhkan hunian.

Kemang punya lokasi yang strategis, tak jauh dari pusat kota dan mudah diakses dari mana saja. Penghuni di kawasan ini bisa mendapatkan semua kebutuhan hidup, mulai kuliner, keperluan rumah tangga, pendidikan, hiburan, bisnis, perkantoran, dan layanan publik. Bahkan, hingga sekarang masih bermunculan tempat-tempat hang out dan hunian baru, seperti apartemen.

Hal lain bisa membuat Kemang bisa dijadikan potensi adalah kebutuhan investasi di sektor properti sebagai "berkah" dari dana repatriasi dari hasil pengampunan pajak atau tax amnesty yang digulirkan pemerintah.

Hal tersebut seperti yang pernah dilontarkan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda pada diskusi Potensi Dana Repratriasi Tax Amnesty di Ranah Properti, Kamis, (22/9/2016) lalu. Dia mengatakan sektor properti akan menggeliat di tengah program pengampunan pajak atau tax amnesty yang diberikan pemerintah.

Menurut ali, deklarasi aset telah tembus angka Rp 1,011 triliun dengan dana repratiasi sekitar Rp 55 triliun sampai Rp 58 triliun. Dia memprediksi, mulai awal 2017 pasar properti menengah atas akan membanjiri pasar. Sekitar 60 persen dana repatriasi dari program amnesti pajak itu bakal diinvestasikan ke sektor properti.

"Masuknya dana repatriasi akan memberikan dorongan psikologis yang kuat kepada para investor untuk melakukan investasi di sektor properti," kata Ali.

"Mengapa properti menjadi prioritas, karena sektor properti sebagai investasi jangka panjang akan menjadi sebuah pilihan utama dengan peningkatan nilai properti yang semakin bertumbuh," tambahnya.

Mengingat potensi di sektor properti itulah, dengan langkah-langkah yang akan dilakukan Pemprov DKI Jakarta ke depan, para pebisnis tak perlu cemas akan risiko banjir di kawasan Kemang di masa mendatang. Masih banyak kawasan Kemang lain tidak terkena banjir sehingga masih layak huni.

Nibras Nada Nailufar Empat rumah di Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru yang akan dibongkar karena terletak di bantaran Kali Krukut.
Seperti diberitakan Kamis (29/9/2016) lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menyebutkan bahwa banjir besar di Kemang tersebut akibat curah hujan sangat tinggi sehingga meluapkan Kali Krukut. Plus, di sepanjang badan Kali Krukut juga terlalu banyak bangunan yang berdiri. Akibatnya, lebar Kali Krukut menyusut, yang dari awalnya 20-25 meter kini menjadi 5 meter.

"Karena itu, normalisasi Kali Krukut sudah menjadi keharusan bagi Pemprov DKI untuk mengantisipasi banjir-banjir berikutnya di kawasan elit ini," kata Basuki di Balai Kota.

Bahkan, normalisasi Kali Krukut tahap pertama sudah dilakukan, Rabu (12/10/2016) pekan lalu. Dimulainya Normalisasi Kali Krukut Tahap Pertama...

Adapun langkah Pemprov DKI berikutnya adalah melakukan pendataan sertifikat kepemilikan bangunan komersial di bantaran kali dan resapan air untuk kemudian ditertibkan. Pemprov DKI juga tak akan mengeluarkan izin untuk bangunan di kawasan yang seharusnya menjadi daerah tampungan air. Selain itu perbaikan drainase juga akan terus dilakukan sehingga air bisa lebih banyak teralirkan dan genangan tak muncul lagi.

"Terus kami lakukan. Kami mau bereskan Kali Krukut," ujar Basuki.

Namun, tentu saja, di atas upaya semua, masih dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga agar Kemang tetap menjadi kawasan yang dulu bernama 'Kampung Kebon' itu bersahabat bagi semua orang. Kesadaran menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan; kesadaran untuk menaati segala aturan yang ada, termasuk tidak mendirikan bangunan di daerah terlarang dan tidak membuang sampah sembarangan. Berani?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com