Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gentrifikasi, Fenomena Kota yang Berevolusi

Kompas.com - 05/10/2016, 18:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gentrifikasi mulai menjadi isu perkotaan dunia yang keberadaannya sudah tidak bisa dihindari seiring dengan tingginya tingkat urbanisasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gentrifikasi diartikan sebagai imigrasi penduduk kelas ekonomi menengah ke wilayah kota yang buruk keadaannya atau baru saja diperbaiki dan dipermodern.

Oleh sebab itu, gentrifikasi tak bisa dilepaskan dari urbanisasi yang ada saat ini. Urbanisasi di Indonesia mengalami laju paling cepat di dunia.

Menurut laporan, selama periode 2000 hingga 2010 luas perkotaan bertambah sebesar 1.100 kilometer persegi.

Selama 60 tahun urbanisasi, populasi perkotaan meningkat rata-rata sebesar 4,4 persen. Puncaknya pada 2013, populasi perkotaan di Indonesia mencapai 130 juta jiwa atau 52 persen dari total penduduk Indonesia.

Kurang dari 10 tahun sejak saat ini atau tepatnya pada 2025, populasi perkotaan ditaksir meningkat menjadi 68 persen.

"Yang pasti, gentrifikasi ini merupakan fenomena pasti terjadi di kota-kota untuk berevolusi. Di dalam proses tumbuhnya kota dan urbanisasi membuat pusat kota menjadi sprawl sehingga akan ada kantong-kantong kota yang ter-gentrified jadi berubah peruntukannya," kata Ketua Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Bernardus Djonoputro (Bernie), kepada Kompas.com, Selasa (4/10/2016).

Menurut Bernie, sapaan akrab Bernardus, gentrifikasi ini layaknya dua sisi mata uang lantaran memiliki dampak negatif dan positif. Sebut saja gentrifikasi yang terjadi di Jakarta.

Dampak negatif terjadi pada kota atau daerah yang ditinggalkan atau ter-tergentrified karena memiliki kemungkinan kehilangan penduduknya dan tak memiliki kegiatan perkotaan sebagaimana mestinya.

Sedangkan dampak positifnya justru terjadi pada kota-kota tujuan dari gentrifikasi karena bisa berkembang lebih jauh dengan kedatangan penduduk-penduduk baru.

"Positifnya ini karena ketika berkembang jadi sprawl itu kan banyak fungsi-fungsi baru yang baik dan bernilai ekonomis di tempat lain di pinggiran kota," imbuh Bernie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com