Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Rp 4 Miliar, Tanggul Cimanuk Selesai 3 Minggu

Kompas.com - 23/09/2016, 08:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

GARUT, KOMPAS.com - Sungai Cimanuk yang meluap dan mengakibatkan banjir bandang di Kabupaten Garut pada Selasa (20/9/2016) menewaskan setidaknya 23 orang.

Selain menimbulkan korban jiwa, tanggul beton yang telah dibangun sejak 2008 ini juga rontok sepanjang 250 meter.

Untuk penanganan darurat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan bronjong sebagai tanggul sementara.

"Membuat bronjong ini butuh Rp 800 juta untuk 50 meter," ujar Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS Cimancis) Mochamad Mazid kepada Kompas.com, Kamis, (22/9/2016).

Bronjong merupakan konstruksi berupa susunan anyaman kawat baja atau galvanis. Kawat-kawat ini diisi batu sebagai penahan air sungai.

Jika 50 meter membutuhkan Rp 800 juta, maka untuk keseluruhan tanggul yang runtuh bakal menghabiskan Rp 4 miliar.

Muzid mengatakan, tanggul juga bisa dibuat menggunakan sand bag atau kantong pasir, namun sangat berpotensi untuk gagal.

Pasalnya, tanggul yang runtuh ini terletak di pusaran tikungan sungai sehingga tekanan airnya lebih besar.

Bronjong yang berisi batu-batu saja, kata Muzid, kalau tendangan airnya besar, tetap bisa hanyut.

"Sebenarnya, setiap tahun kami ada spot penanganan atau pekerjaan tanggul berupa normalisasi khususnya di titik-titik kritis, misalnya yang tergerus, kami lakukan konsentrasi," imbuh Muzid.

Ia menuturkan, pemerintah hanya bisa menormalisasi titik tertentu yang kritis karena anggarannya terbatas. Artinya, saat tanggul sudah tipis, baru dilakukan penanganan.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan, penanganan tanggul yang runtuh ini harus dilakukan secara cepat.

"Kalau BBWS Cimancis bilang 1 bulan, saya minta 3 minggu selesai," sebut Imam, Rabu (21/9/2016) malam.

Ia menjelaskan, banjir yang terjadi di sekitar Sungai Cimanuk bukan diakibatkan tanggul tidak kuat menahan.

Namun, memang curah hujan yang tinggi sehingga membuat debit air meningkat melebihi kapasitas tanggul.

Jika tidak ada tanggul, kata Imam, mungkin banjir akan lebih parah dari yang terjadi selasa lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com