Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPTJ Targetkan 60 Persen Warga Jadebotabek Naik Angkutan Umum

Kompas.com - 13/09/2016, 21:30 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menargetkan kenaikan hingga empat kali lipat pengguna transportasi umum di Jabodetabek pada 2029 mendatang.

"Sekarang ini pengguna angkutan umum di Jabodetabek hanya 15 persen dan kami mau ubah menjadi 60 persen pada 2029 nanti," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan BPTJ Suharto, di Jakarta, Selasa (13/9/2016).

Beberapa strategi tengah digodok untuk merealisasikan target tersebut. Suharto kemudian menyebutkan tiga strategi yang akan diterapkan BPTJ.

Pertama, menyelesaikan pembangunan light rail transit (LRT) atau kereta cepat ringan yang disambungkan dari Bekasi Timur hingga Cikarang dan sekitarnya.

Strategi kedua, menurut Suharto adalah dengan mngintegrasikan transportasi umum di dalam kota dan terakhir memanfaatkan double track ke arah Cikarang.

"Semoga tahun 2017-2018 ini bisa dilaksanakan," imbuhnya.

Terkait integrasi, Suharto mengatakan bahwa hal itu kini masih belum berjalan dengan baik sehingga menjadi pekerjaan rumah (PR) yang mesti diselesaikan oleh BPTJ.

Maka dari itu, pihaknya bakal melakukan integrasi fisik moda transportasi dan integrasi sistem moda transportasi.

Untuk integrasi fisik, BPTJ akan menyediakan kendaraan-kendaraan umum yang bisa digunakan oleh publik. Misalnya, saat turun di Stasiun Manggarai publik bisa langsung mendapatkan bis untuk menuju tempat tujuannya.

"Sedangkan untuk sistem integrasi sistem ini misalnya e-toll tidak hanya bisa digunakan untuk pembayaran tol melainkan juga membayar moda transportasi lainnya," tambah Suharto.

Suharto pun yakin jika integrasi antar moda sudah dibuat dengan baik, akan membuat publik sadar tidak akan menggunakan kendaraan pribadi lagi.

"Prinsipnya adalah bagaimana menciptakan keamanan dan kenyamanan dalam hal angkutan umum Jabodetabek. Kalau semua orang berpindah dengan mudah maka buat apa lagi naik kendaraan pribadi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com