Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Amerika, Pengembang China Juga Unjuk Gigi di Inggris

Kompas.com - 07/09/2016, 10:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Setelah Amerika Serikat, pengembang China juga secara agresif menunjukkan taji di Inggris.

Baca: Pengembang China Mulai Merangsek Amerika

Adalah pengembang properti terbesar Shanghai, China, Greenland Group, yang mengadu peruntungan di London melalui pengembangan pencakar langit senilai 800 juta poundsterling (Rp 14 triliun).

Jika selesai sesuai jadwal, yakni 2020, pengembangan ini akan menjadi gedung pencakar langit residensial tertinggi di Eropa Barat.

Tetapi dengan pintu masuk terpisah antara penyewa menengah yang bertempat di lantai bawah dan lift pribadi untuk penyewa super kaya, menara baru tersebut akan menghidupkan kembali kontroversi ketimpangan di London.

Properti ini akan berdiri setinggi 235 meter di area dekat Canary Wharf di London Docklands.

Karena berada dengan dengan central business district (CBD)-nya London, proyek ini menjanjikan "fasilitas gaya hidup bintang lima" termasuk klub dan infinity pool di lantai 35 dengan pemandangan kota.

Tak tanggung-tanggung, harga termurah unit satu kamar tidur termasuk tinggi yakni 595.000 poundsterling atau Rp 10,44 miliar. Jumlah unit termurah ini hanya 96. 

Sebagian besar lagi dari total 861 unit diperuntukkan bagi para super-kaya.

Meski dikatakan ada pintu terpisah, pengembang bersikeras keduanya akan memiliki akses yang sama ke fasilitas komunal lain di lantai tiga, termasuk penitipan, ruang rapat, ruang permainan, dan ruang musik, belajar, atau budaya.

"Peluncuran penting ini mencerminkan keyakinan Greenland Grup yang berlanjut di ekonomi dan pasar properti London," kata Direktur Greenland Group, Wenhao Qian.

Keyakinan Wenhao bukan tanpa alasan. Setelah referendum Brexit, data dalam beberapa pekan terakhir cenderung menunjukkan pasar properti lebih kuat.

Menurut Nationwide, pertumbuhan harga rumah naik sedikit pada bulan Agustus lalu.

Harga rata-rata rumah tumbuh 0,6 persen menjadi 206.145 poundsterling (Rp 3,6 miliar) antara Juli dan Agustus.

Padahal saat Brexit sedang panas-panasnya, perkembangan harga properti banyak terkoreksi, terutama di daerah London. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com