JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Kemang di Jakarta Selatan mengalami banjir akibat hujan deras yang turun sejak Sabtu malam (27/8/2016) hingga Minggu dinihari (28//8/2016).
Imbasnya, beberapa tempat seperti pusat perbelanjaan dan perumahan di kawasan tersebut terendam air.
Beberapa mobil dan motor di area parkir juga terpaksa harus terendam lantaran belum sempat dipindahkan.
Seharusnya wilayah Jakarta Selatan terutama Kemang tidak perlu mengalami banjir seperti itu jika peruntukan ruangnya tetap dipatuhi dan tidak diubah seperti saat ini.
Menurut Yayat, perubahan Kemang dari wilayah permukiman menjadi kawasan bisnis seperti saat ini membuat drainase yang ada di sana banyak tertutup karena diubah menjadi lahan parkir, jalan, dan sebagainya.
Hal itu kemudian diperparah dengan halaman-halaman rumah yang mestinya untuk ruang terbuka hijau justru diperkeras dan diaspal.
"Dengan begitu, air yang tumpah dari atas nggak bisa masuk ke tanah karena taman dan kebun malah jadi tempat parkir, hotel, restoran, bioskop, dan pusat perbelanjaan," imbuh Yayat.
Kecilnya drainase di sana pada awalnya memang dibuat dan dicocokkan dengan peruntukan Kemang sebagai permukiman.
Namun, seiring berjalannya waktu, drainase tersebut tidak diperbesar mengikuti perubahan fungsi kawasan Kemang.
Inilah yang kemudian Yayat sebut sebagai sebuah penyempitan. Artinya, banyaknya air yang tumpah ke bawah tidak lagi tertampung sehingga membuat volum air di tanggul membeludak.
"Jadi pada umumnya di sini tanggul itu jebol karena banyaknya penyempitan. Kepadatan bangunan meningkat tapi wilayah resapan berubah diperkeras jadi bangunan dan ini yng menyebabkan air tak terbendung lagi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.