Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Kemang Tenggelam

Kompas.com - 29/08/2016, 12:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Kemang di Jakarta Selatan mengalami banjir akibat hujan deras yang turun sejak Sabtu malam (27/8/2016) hingga Minggu dinihari (28//8/2016).

Imbasnya, beberapa tempat seperti pusat perbelanjaan dan perumahan di kawasan tersebut terendam air.

Beberapa mobil dan motor di area parkir juga terpaksa harus terendam lantaran belum sempat dipindahkan.

Seharusnya wilayah Jakarta Selatan terutama Kemang tidak perlu mengalami banjir seperti itu jika peruntukan ruangnya tetap dipatuhi dan tidak diubah seperti saat ini.

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Tembok rumah warga yang berbatasan dengan Kali Krukut jebol, diduga sebagai penyebab banjir di kawasan Kemang, Jakarta Selatan Minggu (28/8/2016).
"Dulu kan Kemang ini kawasan permukiman, wilayah selatan Jakarta ini merupakan wilayah dengan koefisien dasar bangunan yang rendah dan kecil," kata pengamat perkotaan Universitas Trisakti Jakarta, Yayat Supriatna, kepada Kompas.com, Minggu (28/7/2016).

Menurut Yayat, perubahan Kemang dari wilayah permukiman menjadi kawasan bisnis seperti saat ini membuat drainase yang ada di sana banyak tertutup karena diubah menjadi lahan parkir, jalan, dan sebagainya.

Hal itu kemudian diperparah dengan halaman-halaman rumah yang mestinya untuk ruang terbuka hijau justru diperkeras dan diaspal.

"Dengan begitu, air yang tumpah dari atas nggak bisa masuk ke tanah karena taman dan kebun malah jadi tempat parkir, hotel, restoran, bioskop, dan pusat perbelanjaan," imbuh Yayat.

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Petugas memompa air dari basement sebuah gedung di Kemang, Jakarta Selatan Minggu (28/8/2016). Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, banjir di kawasan Kemang terjadi akibat jebolnya tembok rumah warga yang berbatasan dengan Kali Krukut.
Air yang tumpah sendiri, lanjut Yayat, menjadi lebih banyak, dan tidak mampu diimbangi dengan drainase-drainese kecil di Kemang.

Kecilnya drainase di sana pada awalnya memang dibuat dan dicocokkan dengan peruntukan Kemang sebagai permukiman.

Namun, seiring berjalannya waktu, drainase tersebut tidak diperbesar mengikuti perubahan fungsi kawasan Kemang.

Inilah yang kemudian Yayat sebut sebagai sebuah penyempitan. Artinya, banyaknya air yang tumpah ke bawah tidak lagi tertampung sehingga membuat volum air di tanggul membeludak.

"Jadi pada umumnya di sini tanggul itu jebol karena banyaknya penyempitan. Kepadatan bangunan meningkat tapi wilayah resapan berubah diperkeras jadi bangunan dan ini yng menyebabkan air tak terbendung lagi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com