Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irigasi Tetes Menghemat Air Pertanian 70 Persen

Kompas.com - 26/08/2016, 19:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memiliki sejumlah agenda prioritas. Salah satunya adalah mengatasi masalah kedaulatan pangan.

Untuk mendukung kedaulatan pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) mengembangkan teknologi sistem irigasi hemat air.

"Kita harus hemat air untuk irigasi dan pertanian. Kita sekarang boros sekali," ujar Kepala Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setiadi Moerwanto, Jumat (26/8/2016).

Sebagai perbandingan, untuk hasil panen satu ton padi, Indonesia membutuhkan kandungan air maya sekitar 2.150 meter kubik.

Sementara Amerika Serikat hanya memerlukan 1.275 meter kubik untuk hasil panen padi satu ton.

Padahal, dari sisa pemborosan tersebut, air bisa digunakan untuk menghasilkan panen lebih banyak atau hal-hal lain seperti industri, air minum, dan kebutuhan pokok lainnya.

Teknologi yang dikembangkan Balitbang untuk penghematan air di bidang irigasi antara lain Irigasi Tetes.

Pada teknologi ini, petani dimudahkan dalam mengatasi permasalahan pemberian air ke lahan-lahannya dengan efisiensi tinggi.

Air irigasi bisa langsung diberikan tepat ke zona perakaran dan dengan volume tidak berlebihan.

Irigasi Tetes bahkan diklaim mampu mengefisiensi penghematan air lebih dari 70 persen dibanding irigasi alur.

Teknologi ini terdiri dari 2 model. Model pertama memiliki kapasitas 2.200 liter dengan konstruksi rangka baja setinggi 6 meter.

Sementara model kedua memiliki struktur yang lebih sederhana dan terdiri dari penampung air berkapasitas 1.000 liter.

Konstruksinya juga terbuat dari kayu yang mudah dibuat atau diperoleh di sekitar lahan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com