Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Teknologi CMP, Pemerintah Bakal Gandeng Krakatau Steel

Kompas.com - 26/08/2016, 17:01 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu penyebab kemacetan saat insiden jelang pintu keluar Tol Brebes atau Brebes Exit (Brexit) pada arus mudik Juli 2016 lalu adalah perlintasan sebidang antara jalan kendaraan dengan rel kereta api.

Untuk mengatasi kemacetan ini, pemerintah melalui Badan Penelitan dan Pengembangan (Balitbang) mengembangkan jalan layang dengan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP).

Pemerintah berharap bisa bekerjasama dengan produsen baja yang berbadan usaha milik negara (BUMN).

"Sekarang ini kita masih kerjasama dengan Korea, nanti kita dorong dengan industri baja di Indonesia, misalnya Krakatau Steel," ujar Kepala Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setiadi Moerwanto, Jumat (26/8/2016).

Teknologi ini berupa jalan layang yang dalam penerapannya lebih efisien dalam segi waktu dan biaya, daripada jalan layang dengan konstruksi konvensional.

Keunggulan teknologi CMP di antaranya dapat menghemat biaya hingga 70 persen dan juga dapat memangkas waktu pengerjaan hingga 50 persen.

Selain itu kelebihan lain dari CMP yaitu ramah lingkungan karena menggunakan lebih sedikit material konstruksi. Salah satu proyek percontohan berteknologi ini adalah Jembatan Antapani, Bandung.

Untuk mengerjakan proyek tersebut, pemerintah bekerjasama dengan Posco Steel Korea sebagai pemasok material baja.

Rencananya, teknologi ini juga akan diterapkan di titik-titik perlintasan kereta api sebagai alternatif untuk mencegah kemacetan Brexit kembali terulang.

Saat ini, tercatat ada 5 perlintasan kereta api sebagai penyebab Brexit, yaitu Ketanggungan, Klonengan, Paguyangan, Kesambi, dan Karang Sawah.

Kompas Video Antrean Kendaraan Sepanjang 18 KM di Tol Pejagan - Brebes

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com