Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawang Sewu Pernah Akan Dihancurkan untuk Dijadikan Hotel

Kompas.com - 17/08/2016, 16:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Masih berdirinya Lawang Sewu sebagai bangunan bersejarah di Semarang bukannya tanpa halangan dan upaya masyarakat sekitar untuk mempertahankannya.

Didirikan sejak Juli 1907, Lawang Sewu yang dulunya merupakan Rumah Penjaga dan Gedung Percetakan ini menjadi sasaran penjarahan ketika perang, terutama pada bagian pintunya yang terbuat dari kayu jati.

Tak ayal hal itu membuat jumlah pintu di Lawang Sewu berkurang menjadi 928 dari jumlah total yang diperkirakan 1.000 pintu.

Lawang Sewu yang kini dijadikan sebagai Museum Kereta Api dirancang setinggi empat lantai dengan menara pengintai di bagian paling atas.

Bangunan ini juga memiliki ruang bawah tanah yang sampai saat ini belum dibuka untuk publik.

Sebelum menjadi Museum Kereta Api dan obyek wisata, Lawang Sewu pernah dijadikan sebagai Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) pada 1996.

Menurut pemandu di Lawang Sewu, kedudukan Dishub di Lawang Sewu tidaklah lama lantaran putri Presiden Soeharto, Siti Hadiyati Rukmana atau Tutut mengklaim tanah Lawang Sewu dan hendak merobohkannya untuk dijadikan hotel.

Sontak hal itu mendapat reaksi keras dari masyarakat Semarang lantaran Lawang Sewu sebagai cagar budaya haruslah dilestarikan, bukan malah dihancurkan.

Rencana tersebut urung direalisasikan karena Presiden Soeharto kala itu sudah telanjur turun dari jabatannya sebagai presiden.

Lawang Sewu sendiri telah mengalami beberapa pemugaran, namun tidak ada satupun komponen bangunan yang diganti dan hanya dicat saja eksteriornya.

Oleh sebab itu, Lawang Sewu masih memiliki bangunan otentik dan orisinil sampai saat ini.

Tahapan pemugaran Gedung Lawang Sewu di antaranya pertama dilakukan pada periode Agustus-September 2009, yakni tahap awal perbaikan hall dan lobby gedung A atau gedung utama sebagai upaya uji bahan dan uji teknis pengerjaan.

Kemudian pemugaran berikutnya terjadi pada 1 Juni 2010 hingga 25 Februari 2011 yang dilakukan pada gedung A dan gedung C bekas percetakan atau museum.

Selain itu, pada 5 Juli 2011 Purna Cagar Budaya Lawang Sewu diresmikan oleh Ani Yudhoyono.

Pemugaran ketiga terjadi pada 16 Mei 2014 hingga 23 Februari 2015 dengan fokus pada perbaikan tahap ketiga gedung B (tambahan), gedung D (ruang tunggu/P3K), dan gedung E eks rumah penjaga (kantor pengelola).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com