Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Hunian Berimbang Dinilai Tidak Efektif

Kompas.com - 15/08/2016, 10:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan hunian berimbang yang diterapkan pemerintah masih menuai polemik terutama dalam kaitannnya dengan pengembang.

Dalam Peraturan Menteri (Permen) Nomor 10 tahun 2012 yang diperbarui menjadi Permen Nomor 7 tahun 2013 dijelaskan bahwa konsep hunian berimbang adalah pengembangan rumah tapak dengan perbandingan 1:2:3.

Artinya, dalam membangun satu rumah mewah, pengembang wajib mengimbanginya dengan dua rumah menengah dan tiga rumah sederhana dalam satu hamparan atau tidak dalam satu hamparan tetapi pada satu wilayah kabupaten/kota.

Menanggapi hal tersebut, pengamat perumahan Jehansyah Siregar menilai bahwa pembebanan yang diberikan ke pengembang tidaklah efektif meski tujuan hunian berimbang sangat bagus.

"Hunian berimbang sebagai satu tujuan menyediakan perumahan yang berkeadilan itu sangat mulia tapi kalau dibebankan ke swasta itu tidak akan pernah efektif," jelasnya saat ditemui Kompas.com, di Jakarta, Kamis (11/8/2016).

Jehansyah memaparkan alasannya, saat ini kewajiban pengembangan hunian berimbang dibebankan di hilir, sehingga proses penyediaan perumahan yang memiliki beberapa konsekuensi.

Pertama adalah harga lahan sudah tinggi dan kedua tidak ada pengembang yang mau menggunakan lahannya untuk menjual rumah dengan harga murah padahal sudah masuk ke dalam kategori menengah ke atas.

"Ini tidak akan pernah efektif, oleh karena itu kebijakan hunian berimbang baru akan efektif kalau hanya bisa dilakukan di hulu penyediaan perumahan," imbuh Jehansyah.

Solusi yang dimaksud Jehansyah adalah penyediaan lahan yang memang dikhususkan dari awal untuk membangun hunian berimbang termasuk pengalokasian lahan untuk rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Dengan begitu, menurut Jehansyah tidak akan ada lagi kenaikan harga tanah karena memang sudah dialokasikan sejak awal.

"Ya misalnya pemerintah, BUMN, atau BUMD mengalokasikan 100 hektar untuk dikembangkan, RTH-nya 30 hektar, 30 hektar lagi untuk MBR hunian berimbang, dan sisanya tinggal dipilih mau pengembang yang mana untuk mengelolanya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com