Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BAB Masih Sembarangan, Fasilitas Sanitasi Malah Digembok

Kompas.com - 09/08/2016, 09:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengubah perilaku yang sudah membudaya, tidak semudah membalikkan telapak tangan.  Untuk urusan buang hajat, masih banyak orang yang terbelakang dan melakukannya sembarangan.

Upaya pemerintah untuk mengatasinya adalah dengan membangun fasilitas agar warga terbantu melakukan aktivitas buang air di tempat yang sesuai. Namun, warga cenderung menolak fasilitas ini dan tetap pada kebiasaannya.

"Di Tangerang, masih banyak orang yang BAB (buang air besar) di halamannya. Kita sudah bikinkan (fasilitas) sanitasinya malah digembok," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, usai Penutupan Jambore Sanitasi di Gedung Auditorium Kementerian PUPR, Senin (8/8/2016). 

Tidak hanya di Tangerang, lanjut Basuki, di Jawa Barat, sanitasi yang bersih juga masih dianggap remeh oleh warganya. 

Hal tersebut terlihat dari kondisi Sungai Citarum yang seperti septik tank terpanjang dan terbesar di dunia.

Perilaku masyarakat yang ada di sekitar Sungai Citarum belum sadar benar akan sanitasi sehingga memilih untuk buang air di sungai. Begitu pula di Jakarta dengan 13 sungai yang juga sangat tercemar.

Bukan hanya banyak pencemaran limbah industri tapi justru lebih banyak pencemaran limbah domestik dari rumah tangga.

Basuki menambahkan, kinerja sanitasi tdak hanya ditentukan oleh ketersedian infrastrukturnya. ?

"Seperti MCK (mandi, cuci, dan kakus), prasana limbah cair atau tempat sampah. Sekarang TPA (tempat pembuangan air) juga makin sulit, kalau sanitasi itu merupakan perilaku orang," jelas Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com