Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintan Bisa Sepopuler Bali dengan Catatan...

Kompas.com - 25/07/2016, 16:23 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BINTAN, KOMPAS.com - Sudah bukan rahasia jika publik masih menganggap kawasan wisata di Pulau Bintan mahal, dan sangat eksklusif. 

Stigma itu kian melekat saat seorang pengguna media sosial menggunggah tagihan senilai Rp 3,6 juta untuk pemesanan 7 porsi nasi goreng, 7 gelas es teh manis, dan satu porsi mi goreng. 

Apa yang membuat stigma mahal dan eksklusif ini melekat pada Bintan?

Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto menjelaskan, kawasan wisata Bintan, terutama Bintan Lagoi, dirancang oleh Gallant Venture Ltd, untuk menyasar pasar asing, terutama Singapura. 

Hal ini ditandai dengan kehadiran hotel, resor, serta properti lain yang hanya bisa diakses oleh asing, dan segelintir kalangan atau orang-orang berkantong tebal. Sebut saja Banyan Tree Resort, Bintan Club Med, dan Ria Bintan Golf.

"Bintan Lagoi Bay itu menyasar pasar orang Singapura. Mereka ke Bintan biasanya main golf," ujar Ferry kepada Kompas.com, Senin (25/7/2016). 

Akses yang susah karena harus menggunakan penerbangan langsung atau direct flight dengan opsi lain naik kapal Ferry, juga punya andil menjadikan kawasan Bintan demikian mahal. 

Tarif hotel juga tinggi. Sudah begitu, cari makan di luar hotel dan destinasi wisata dengan harga terjangkau juga susah. Wajar bila Bintan hanya beken di mata turis Singapura.

Sebaliknya dengan Bali. Pulau Dewata ini sangat populer justru didukung oleh turis lokal yang jumlahnya melebihi wisatawan asing. 

"Di Bali banyak pilihan hotel, penginapan, destinasi wisata, dan makanan dengan harga yang jauh lebih terjangkau," imbuh Ferry.

Hal senada diakui CEO Stareast Sejahtera Group Edwin Witarsa Ng. Menurut dia, tak dimungkiri Bintan dianggap mahal dan karenanya hanya dikunjungi oleh tak lebih dari 400.000-500.000 wisatawan setiap tahun.

"Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami sebagai pengembang untuk bisa menghadirkan properti dan fasilitas lainnya yang lebih terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat," kata Edwin. 

Harapan Edwin adalah harapan orang-orang Bintan. Kasim, dan William Phoa, misalnya. Dua orang yang sama-sama terjun di sektor hospitalitas dan wisata ini mengharapkan Bintan lebih "ramah" bagi semua kalangan. 

"Itu mimpi kami. Bagaimana tarif hotel, harga makanan, dan transportasi, bisa dijangkau oleh turis domestik. kalau sudah terjangkau, Bintan akan lebih ramai dibandingkan sekarang," ucap Kasim yang merupakan Sales Manager Swiss-belhotel Bintan.

Hamzah Saifullah Treasure Bay Bintan
Karena itulah, tambah William, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau harus mengundang lebih banyak pebisnis dan investor yang berani mendobraknya dengan mengembangkan bisnis yang menawarkan tarif lebih murah. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com