Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serapan Perkantoran di Luar CBD Meningkat Pesat

Kompas.com - 20/07/2016, 23:51 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyerapan perkantoran di luar area Central Business District (CBD) Jakarta meningkat cukup tinggi dari 16.000 meter persegi pada kuartal I-2016 menjadi 45.000 meter persegi hingga Juni 2016.

Namun jika dilihat dari 2015 hingga sekarang, penyerapan yang terjadi lebih dari 60.000 meter persegi.

Meningkatnya penyerapan ini menurut Jones Lang LaSalle dalam laporan "Jakarta Market Update 2Q 2016" disebabkan oleh permintaan yang cukup tinggi.

Sementara itu, peningkatan juga terjadi dari sisi suplai perkantoran yang mencapai sekitar 165.000 meter persegi.

Pasokan sebelumnya pada kuartal I-2016 tercatat ada di angka 40.000 meter persegi.

Peningkatan pasokan ini juga tercatat dalam laporan "Jakarta Property Market Update Q2 2016" rilisan Colliers International Indonesia.

Sebanyak lima gedung perkantoran resmi beroperasi di luar area Central Business District (CBD) pada kuartal II-2016. Kelima gedung itu tersebar di tiga wilayah Jakarta.

Di Jakarta Selatan ada tiga gedung, yakni L'Office, Office Tower at Niffaro, dan Nariba Office Tower.

Sementara di Jakarta Barat muncul Soho Capital at Podomoro City dan Altira yang beroperasi di Jakarta.

Secara total, jumlah ruang perkantoran baru di luar area CBD pada kuartal II-2016 ini adalah 150.000 meter persegi dan pasokan kumulatif 2,89 juta meter persegi atau tumbuh 12 persen dari tahun lalu.

Baca: Pasokan Perkantoran di Luar CBD Jakarta Meningkat 12 Persen

Jumlah pasokan kumulatif itu berbeda dengan JLL yang mencatat angka 2,4 juta meter persegi hingga semester I 2016 dan pasokan suplai tambahan di angka 660.000 meter persegi atau lebih banyak dari prediksi Colliers yang mencatat pertambahan sebanyak 381.000 meter persegi.

Pertambahan pasokan ini juga berimbas pada menurunnya tingkat hunian okupansi. JLL menyebutkan rerata okupansi per semester I-2016 adalah 80 persen.

Tren menurun ini masih terus terjadi sejak kuartal 2015 yang tercatat di angka 84 persen menjadi 83 persen pada kuartal I-2016.

Sebagian besar wilayah di luar CBD memiliki rata-rata okupansi di atas 80 persen kecuali Jakarta Utara dan koridor Simatupang.

Okupansi di Jakarta Pusat paling tinggi, yakni 92 persen, kemudian diikuti Jakarta Timur sebesar 90 persen, Jakarta Barat 89 persen, Jakarta Selatan 80 persen, Simatupang 71 persen, dan Jakarta Utara 66 persen.

Minimnya okupansi perkantoran di koridor Simatupang karena suplainya mencapai angka 833.000 meter persegi dengan prediksi tambahan mencapai 268 ribu meter persegi.

Baca: Kawasan Sudirman dan Simatupang, Pemasok Perkantoran Terbesar Jakarta

Okupansi perkantoran di koridor Simatupang tersebut kembali turun setelah pada kuartal I-2016 kemarin meningkat menjadi 82,9 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com