CIREBON, KOMPAS.com - Antrean kendaraan yang mengular hingga puluhan kilometer di gerbang tol (GT) Pejagan dan Brebes Timur yang dikeluhkan pemudik harusnya tidak perlu terjadi jika pemerintah sudah menyosialisasikan Jalur Mudik Lebaran selama enam bulan sebelumnya.
"Yang terjadi pemerintah justru melakukan sosialisasi hanya satu bulan. Dan itu tidak cukup lama bagi masyaraat untuk mempelajari mana jalur utama, jalur nasional, provinsi amaupun kabupaten/kota," papar Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit kepada Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com, Senin (4/7/2016).
Padahal, lanjut Danang, pemerintah bisa memulai mengenalkan jalur-jalur alternatif seperti jalur kota/kabupaten, dan jalur lokal yang panjangnya ribuan kilometer dan sudah dalam kondisi layak fungsi.
Pemerintah pusat, seharusnya mulai bersinergi dan berkoordinasi dengan Kepolisian Resor (Polres) di kota-kota dan kabupaten serta Dinas Perhubungan.
"Tren peningkatan kendaraan sudah cukup jelas. Setiap tahun naik 6 persen hingga 7 persen. Ini bisa diantisipasi dengan memaksimalkan penggunaan jalur lokal," tutur Danang.
Saat ini, kata dia, kapasitas jalan hanya sepertiga dari permintaan. Dengan memanfaatkan jalur-jalur lokal, kepadatan bisa berkurang 30 persen hingga 40 persen.
Jadi, selain memaksimalkan manajemen lalu lintas berupa contra flow yang bisa menaikkan kapasitas jalan hingga 30 persen, dengan memanfaatkan jalur lokal, kapasitasnya bisa meningkat jadi 50 persen.
"Masalahnya hanya pada belum dikenalnya jalur lokal ini oleh masyarakat. Mereka takut tersesat. Karena itu, pemerintah sudah seharusnya mengenalkan jalur-jalur alternatif ini sejak enam bulan sebelum hari H Leebaran," tandas Danang.
Saksikan video kemacetan jelang Gerbang tol Brebes Timur: