Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Pengecualian bagi Investor Asing

Kompas.com - 01/07/2016, 23:45 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski pasar properti Indonesia disebut-sebut tengah dalam kondisi melemah, hal itu tidak mengurangi stempel Indonesia sebagai pasar paling atraktif di regional ASEAN atau Asia Tenggara.

Pasar properti negara-negara Asia Tenggara lain, dinilai banyak investor asing sangat rawan terhadap inkonsistensi situasi politik, harga komoditas yang tak stabil, dan devaluasi mata uang.

"Thailand ada di bawah kendali militer, Malaysia stagnan, Filipina dengan pemilihan presidennya memberikan hasil yang mengejutkan. Sedangkan Indonesia merupakan sebuah pengecualian bagi para investor asing," Direktur Eksekutif Colliers International bidang Penilitian di Asia Andrew Haskins, di Jakarta, Rabu (29/6/2016).

Sebagai nomor empat dengan populasi penduduk terbanyak di dunia, Indonesia menjadi salah satu negara yang sebagian besar penduduknya hidup di area perkotaan.

Andrew menyebutkan 53 persen penduduk Indonesia ada di perkotaan dan 57 persen-nya diidentifikasi sebagai kelas menengah yang memiliki pengeluaran 2 dollar Amerika Serikat (AS) sampai dengan 20 dollar AS atau Rp 26 ribu hingga Rp 260.000 per harinya.

Selain itu, Andrew melihat Indonesia kaya akan sumber daya alam dengan diikuti produk domestik bruto yang kian bertumbuh.

"PDB Indonesia tumbuh 5,2 persen pada 2016 dengan inflasi yang harus berada di kisaran 4,4 persen. Nilai tukar mata uang juga cenderung stabil dan suku bunga di Indonesia juga telah turun," imbuhnya.

Dari segi politik, Andrew menilai Indonesia merupakan negara paling stabil demokrasi dan situasi politiknya di Asia.

Faktor lainnya adalah keputusan pemerintah untuk terus membangun infrastruktur mulai dari jalan tol, rel kereta api, pelabuhan baru, dan bandara membuat investor asing kepincut berinvestasi di Indonesia.

"Terakhir, 12 paket ekonomi yang sudah dikeluarkan pemerintah mampu mengakselerasi ekonomi dan meningkatkan iklim investasi di Indonesia," tandas Andrew.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com