Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Terlecehkan oleh Komunitas "Penambal" Lubang Jalan

Kompas.com - 27/06/2016, 17:31 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) I Ketut Darmawahana mengaku terlecehkan ulah komunitas-komunitas yang berinisiatif menambal lubang di jalan-jalan nasional di tiga provinsi, yakni Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Ketut mengatakan, komunitas tersebut langsung menambal jalan berlubang yang mereka temui menggunakan material-material yang telah mereka persiapkan. Padahal, material tersebut dinilai Ketut tidak sesuai dengan standar keselamatan.

Oleh karena itu, Ketut berupaya keras agar pihaknya tidak didahului komunitas-komunitas dalam hal perbaikan jalan rusak dan berlubang. Dia mengaku akan memanfaatkan informasi dari masyarakat terkait jalan-jalan rusak dan berlubang di tiga provinsi itu.

"Saya jamin jalanan yang ditambal komunitas tidak memenuhi syarat. Kami lebih ahli, mereka tidak pakai alat, asal campur beton saja. Padahal, beton itu kaku, sementara aspal fleksibel sehingga tidak nyambung. Mereka hanya cari sensasi agar kami dibilang terlambat dalam menangani jalan berlubang," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (27/6/2016).

Ketut menyatakan bakal membongkar tambalan jalan yang dibuat oleh komunitas itu, salah satunya, komunitas 'Nyak Nyok' di Yogyakarta. Tambalan itu akan diganti dengan yang sesuai standar keselamatan jalan nasional.

Dia lantas menghimbau agar masyarakat bisa menginformasikan kepada petugas apabila melihat jalan berlubang atau rusak. Beberapa posko-posko lebaran telah disiapkan pula di sepanjang jalan nasional.

Posko-posko itu difungsikan untuk menampung informasi seputar mudik lebaran termasuk informasi jalanan berlubang dan untuk beristirahat. Masyarakat bisa juga menyampaikan keluhan soal jalanan berlubang melalui sms dan telepon di nomor 081252340004 dan (031) 8540196 atau mention ke Twitter @humasbalai5.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com